KUPAT tahu Singaparna sudah terkenal ke mana-mana. Di Kota Bandung pun sudah banyak yang menjual kuliner khas ini. Salah satu yang tersohor adalah kupat tahu Mangunereja. Di pusatnya, di kawasan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, banyak pengemudi memberhentikan kendaraannya di warung yang berada di tepi jalan ini. Mereka sengaja untuk menikmati makanan tersebut sebelum melanjutkan perjalanan ke Singaparna atau ke Tasikmalaya.
Salah satu penjual kupat tahu yang mempertahankan kekhasan kupat tahu Mengunreja di Bandung adalah Kupat Tahu Gempol. Penjualnya berada di Pasar Gempol , mengakui cikal bakalnya adalah dari Mangunreja.
“Cikal bakal dari tahu Gempol dari Mangunreja Tasikmalaya. Kebetulan kami memang asli dari sana. Alhamdulillah sampai sekarang masih banyak dicari,” ujar pemiliknya Yayah seperti diungkapkan pada Tribunnews.com, 13 November 2014.
Makanan dari Mangunreja ini dalam penyajiannya terdapat tahu goreng yang dicampur lontong, tauge, dan kerupuk merah yang disiram kuah bumbu kacang yang khas.
Deni, warga Sekelimus, Bandung, juga menjual makanan khas Mangunreja tersebut. Dia berjualan di Jalan Sekelimus Utara, dekat rel kereta api yang sudah tidak terpakai. Bukanya mulai pukul 06.00 hingga habis. “Kalau bulan puasa saya berdagang mulai jam 3 sore hingga jam 3 subuh. Di sini saja tidak ke mana-mana,” kata Deni di tempat dagangnya, Jumat (25/6) dini hari.
Deni mengaku sudah berdagang kupat tahu selama 12 tahun. Awalnya, dia berdagang secara berkeliling, kemudian mendapatkan tempat strategis di Jalan Sekelimus. Kupat tahunya kemudian dia beri nama kupat tahu Jembar. “Alhamdulillah tidak pernah pindah-pindah lagi. Tetap saja berdagangnya di sini,” katanya.
Menurut Deni saat memulai berdagang harga kupat tahu satu porsinya Rp 1.500. Tetapi, sekarang, kataya, harga satu porsinya sudah Rp 5.000. “Saya mempertahankan harga segitu. Tidak pernah naik lagi dari Rp 5.000,” kata Deni yang mengaku sehari bisa menjual 800 porsi kupat tahu.
Deni menjamin tahu yang dijualnya tidak mengandung formalin. Dia mengaku membeli tahu langsung dari pabriknya di Cibuntu. “Saya tidak mau merugikan konsumen. Saya selalu membeli tahu yang tanpa pengawet. Pernah sauatu hari saya beli tahu satu ember, eh ternyata setelah diteliti mengandung pengawet. Saya membuangnya. Biar rugi asal konsumen selamat,” katanya. *
Penjual Kupat Tahu Mangunreja di Bandung
- Gempol
Di Pasar Gempol - Jembar
Di Sekelimus Utara dekat rel yang tak terpakai