PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung memang tengah rajin merevitalisasi taman-taman di kota ini. Menjelang peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika lahan di Jalan Cikapundung Timur diubah total menjadi sebuah taman. Namanya Cikapundung Waterfront Park.
Lahan ini tadinya untuk tempat parkir mob pada siang hari. Lahan ini juga digunakan untuk bongkar muat semua media cetak di Bandung. Orang-orang lebih mengenal kawasan ini bursa koran. Setiap hari sekitar pukul 03.00 hingga sekitar pukul 06.00 agen, pengecer, dan pembeli melakukan transaksi di sini.
Taman yang dibangun berkat kerjasam Pemkot dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) menjadi salah satu favorit pengunjung di kawasan Jalan Asia Afrika. Meja berwarna merah yang dilengkapi kursi panjang menambah betah para pengunjung. Di sana juga terdapat amphiteater.
Sesuai dengan namanya Cikapundung Waterfront Park, di sini terdapat air mancur. Selain itu, ada ornamen-ornamen air yang ditambah permainan cahaya (dancing water). Ada 24 lubang air mancur yang akan menyemburkan airnya ke area amphiteater dan area plaza. Keluarnya air diatur berdasarkan waktu.
Air mancur itu akan mengikuti alunan musik yang diputar. Ada dua lagu yang akan diputar untuk permainan air mancur ini, yakni lagu “Manuk Dadali” dan “Halo-halo Bandung”.
Pembangunan Cikapundung Waterfront Park bagian dari program restorasi sungai yang dilakukan oleh BBWS. Cikapundung Waterfront Park merupakan pembangunan tahap pertama dari program restorasi sungai dikawasan Cikapundung Timur.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemberdayaan Masyarakat BBWS Citarum, Yayat Yuliana, mengatakan, konsepnya itu sesuai dengan rencana taman restorasi sungai. Segmen pertama penataan area dan kolam, kemudian dilanjutkan pada tahun depan sungainya.
“Jadi untuk tahap dua nanti akan mulai dibangun tahun 2016 mendatang. Tahap dua ini, nanti amphiteater menghadap sungai,” ujar Yayat dikutip dari Tribun Jabar. *
Sumber: Tribun Jabar