SEPERTI kota besar lainnya, Kota Bandung memiliki stasiun. Namanya Stasiun Bandung atau Stasiun Hall. Kode untuk stasiun yang berada di ketinggian +709 m ini adalah BD. Berada di Jalan Kobon Kawung dan Jalan Stasiun Timur.
Tadinya Stasiun Bandung hanya memiliki satu stasiun, yakni di Jalan Stasiun Timur. Baru pada 1990 terjadi pengembangan ke arah Utara. Setelah pembangunan stasiun itu, penumpang bisa masuk dari pintu yang berada di Jalan Kebon Kawung. Kemudian warga lebih mengenal stasiun di Jalan Stasiun Timur dengan sebutan stasiun lama.
Stasiun ini jaraknya sangat dekar dengan pusat keramaian, dan binis di Kota Bandung, seperti Pasar Baru. Hanya dengan berjalan kaki pelancong bisa berbelanja di Pasar Baru yang berada di Jalan Oto Iskandardinata. Pelancong bisa langsung menikmati Alun-alun Bandung yang makin hari makin sering dikunjungi oleh warga.
Sebaiknya jika tidak membawa kendaraan sendiri lebih baik berjalan kaki saja. Jika naik angkutan kota atau taksi waktu tempuhnya akan lama karena kawasan di sani terkenal dengan kemacetannya. Kawasan itu biasa sepi setelah pukul 21.00 ke atas sampai pukul sekitar 06.00.
Stasiun Hall oleh warga Bandung juga sering diartikan Terminal Angkot. Pasalnya di kawasan stasiun ini memang terdapat Terminal Angkot. Salah satu angkot yang memiliki trayek Stasiun Hall adalah angkot dari Gedebage. Angkot berwarna hijau muda ini menelusuri jalur dari Gegebage ke Terminsal Stasiun Hall di Jalan Kebon Jati.
Stasiun Bandung Diresmikan Pada 17 Mei 1884
Dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Dulu (1984) karangan Haryoto Kunto, disebutkan stasiun ini diresmikan pada 17 Mei 1884. Saat itu yang menjabat sebagai bupati adalah Koesoemadilaga. Pada saat bersamaan dibuka jalur kereta Batavia-Bandung melalui Bogor dan Cianjur.
Pada 1918, stasiun ini mulai bisa menghubungkan Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali. Setahun kemudian dibangun lintas Bandung-Citeureup-Majalaya dan pada jalur yang sama dibangun jalur Citeureup-Banjaran-Pengalengan (1921). Untuk jalur ke perkebunan teh, pada tahun 1918, dibangun jalur Bandung ke Kopo dan kemudian ke Ciwidey (Maret 1921).
Bagi yang sering pergi ke Jakarta menggunakan kereta api akan sangat akrab dengan stasiun ini. PT KAI menyediakan kereta Argo Parahyangan atau orang menyebutnya kereta Gopar. Kereta ini hasil peleburan KA Argo Gede dengan KA Parahyangan yang telah dihentikan pengoperasiannya.
KA Argo Parahyangan pertama kali dioperasikan pada Selasa, 27 April 2010 pada pukul 05.30 di Stasiun Bandung dan pukul 05.45 di Stasiun Gambir. *
Sumber: kereta-api.co.id, id.wikipedia.org