GEDUNG Pakuan di Jalan Cicendo No 1, Bandung, ini pernah menjadi tempat singgah para tamu peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) pada April 1955. Mereka yang sempat beristirahat di gedung ini merupakan orang-orang penting di negaranya.
Mereka adalah Perdana Menteri Birma U Nu, Perdana Menteri Srilangka John Kotelawala, Perdana Menteri Pakistan Mohammad Ali Bogra. Kemudian Jendral Carlos P. Rumulo dari Filipina, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, Pangeran Norodom Sihanoouk dari Kamboja, dan Perdana Menteri RRC (Tiongkok) Zhou Enlai.
Pada 2005 pun gedung ini menjadi tempat jamuan makan siang para kepala negara, pemerintahan dan delegasi negara-negara Asia Afrika dalam rangka acara peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika.
Dalam peringatan ke-60 KAA pada April 2015 pun Gedung Pakuan kembali akan menjadi tempat jamuan makan siang para peserta. Hidangan yang akan dihidangkan adalah menu asli dari Bandung dan sekitarnya.
“Menunya sudah mengarah ke menu lokal. Sebab 10 tahun yang lalu pada 2005 sama kita KAA juga, ada keluhan dari kepala Negara karena yang disediakannya makanan Eropa. Mereka datangnya ke sini inginnya makanan lokal, karena ingin rasa yang berbeda,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada media di Gedung Pakuan, Jl Cicendo Bandung, Rabu (01/04/2015).
Pendirian Gedung Pakuan Atas Perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud
Gedung ini menjadi tempat jamuan para peserta KAA karena selain menjadi tempat kediaman resmi Gubernur Jabar, juga sarat dengan sejarah. Pada zaman kolonial Belanda gedung ini merupakan rumah kediaman resmi Residen Priangan. Gedung Pakuan Mulai dibangun pada 1864, dan selesai pada 1867.
Gedung yang dirancang Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang menjadi staff dari Residen Van der Moore, bergaya arsitektur Indische Empire Stijl. Konon gedung ini sangat disukai Jenderal Herman Willem Daendels, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda ke-36 (1808–1811).
Latar belakang pendirian Gedung Pakuan atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud yang menginginkan pemindahan ibukota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung. Pemindahan itu sempat tersendat, namun bisa terlaksana oleh Residen Van der Moore pada 1864, setelah Gunung Gede meletus dan menghancurkan Cianjur.*
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_Pakuan
Pingback: Lontong Kari Kebon Karet Kedainya Dekat Gedung Pakuan