Kawasan Braga Masih Jadi Daya Tarik Utama, bagi Wisatawan Lokal dan Mancanegara

SERBA BANDUNG – Braga merupakan salah satu destinasi wisata utama para wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke Bandung.

Dengan panjang jalanan Braga sekitar 700 meter – 1 kilometer bisa ditempuh berjalan kaki tanpa terasa. Di kanan kiri jalan banyak bangunan-bangunan lawas yang sudah disulap menjadi berbagai rumah makanan, toko-toko yang menjual oleh-oleh, hingga kedai-kedai kopi.

Terlebih lagi sejak pemkot Bandung untuk menjadikan Jalan Braga bebas dari kendaraan bermotor setiap akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu.

Dengan adanya Braga Beken, diharapkan Jalan Braga dapat menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan nyaman bagi masyarakat serta wisatawan yang ingin menikmati keindahan dan suasana kota Bandung. 

Baca juga: Taman Supratman Dirancang untuk Dinikmati Semua Kalangan Secara Gratis!

Pada masa kolonial, Jalan Braga awalnya sebuah jalan berlumpur yang dilewati oleh pedati, menghubungkan Jalan Raya Pos (sekarang Jalan Asia Afrika) dengan gudang kopi milik Andreas de Wilde. Jalan ini dikenal dengan nama karrenweg atau pedatiweg yang berarti jalan pedati.

Seiring perkembangan Kota Bandung pada abad ke-19, Jalan Braga mulai berkembang menjadi pusat perbelanjaan bagi warga Eropa yang tinggal di sekitar Bandung, terutama para pengusaha perkebunan teh atau preangerplanters.

Suasana Jalan Braga pada jaman baheula./Buku Bandoeng Tempo Doeloe

Dalam buku “Wajah Bandoeng Tempo Doeloe” (1984) karya Haryoto Kunto, disebutkan bahwa Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan ternama bagi orang-orang kaya dan dijuluki De meest Eropeesche winkelstraat van Indie atau komplek pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda.

Salah satu tempat kuliner legendaris di Jalan Braga adalah restoran Braga Permai-Maison Bogerijen, yang telah ada sejak zaman Belanda. Restoran ini menawarkan hidangan Eropa, roti, dan kue khas Kerajaan Belanda, serta hidangan nusantara dan western.

Kuliner klasik lainnya adalah es krim di Sumber Hidangan, yang telah ada sejak tahun 1929, menyajikan berbagai es krim klasik dengan rasa kopyor, cokelat, dan vanila, serta roti dan kue klasik.

Jalan Braga dikenal dengan pedestrian yang lebar dan nyaman, cocok untuk berjalan kaki santai, menikmati suasana, dan berfoto.

Namun beberapa wisatawan mengeluhkan kondisi sampah yang berserakan di pinggir jalan dan sulitnya mencari tempat parkir yang resmi, terutama saat akhir pekan, sehingga muncul parkir liar yang pasang tarif cukup menggetok kocek wisatawan.

Baca juga: Naik Bandros Yuk! Menikmati Suasana Kota Bandung, Cek Rute dan Harga Tiketnya Disini!

Ada juga yang berpendapat bahwa renovasi dan pembangunan tempat usaha baru di Jalan Braga mulai mengubah wajah aslinya, meskipun sebagian besar bangunan masih mempertahankan gaya aslinya. 

Braga juga sempat tercoreng atas laporan pelecehan seksual yang menimpa turis asal Singapura oleh segelintir oknum anak tanggung warga pinggiran Kota Bandung.

Meski demikian, Jalan Braga masih menjadi salah satu magnet bagi wisatawan. Terbukti setiap akhir pekan jalanan kota Bandung selalu dipenuhi kendaraan ber-plat nomor luar kota Bandung bahkan luar Jawa.

Namun secara umum, Bandung masih kalah populer di kalangan turis asing dibandingkan Yogyakarta, meskipun kedua kota ini sama-sama menarik. 

Bandung lebih dikenal dengan kota mode, wisata belanja, kuliner dan keindahan alamnya. Sedang Yogyakarta dikenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *