Biaya Angkut Hasil Pertanian Menggunakan Kereta Api, Akan di Subsudi Pemdaprov Jabar

SERBA BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar akan mansubsidi biaya angkut hasil pertanian dengan menggunakan gerbong khusus kereta api.

“Kita sudah sepakat untuk menyediakan gerbong khusus mengangkut hasil pertanian. Nanti biayanya disubsidi oleh Pemprov,” kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (KDM) di Gedung Negara Pakuan, Jumat 10 Oktober 2025.

Menurut KDM, hal itu menjadi kesepakatan antara Pemdaprov Jabar, Kementerian Perhubungan dan BUMN (PT. KAI).

Dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai reaktivasi jalur KA Padalarang-Cicalengka dan Bandung-Cianjur-Sukabumi-Bogor sampai ke Jakarta.

“Selain itu, ada juga pembahasan tentang optimalisasi bandara Kertajati yang akan digunakan khusus angkutan jamaah haji dan umroh. Supaya bandara itu tidak nganggur terus, itu kan aset Pemprov Jabar yang bernilai tinggi,” ujar KDM.

“Sekarang lagi dibicarakan dan dihitung skema pembiayaannya,” terangnya.

Reaktivasi Jalur Cipatat-Padalarang

Jalur Cipatat-Padalarang yang merupakan bagian jalur Bandung-Cianjur-Sukabumi-Bogor sampai ke Jakarta, sudah direncanakan sejak beberapa tahun yang lalu.

Menurut KDM, jalur Bandung-Cianjur (Cipatat-Padalarang) merupakan salah satu jalur KA di Jabar yang akan direaktivasi. Namun hingga kini belum ada informasi yang benar-benar menjelaskan masa depan jalur Cipatat-Padalarang, baru sebatas pembahasan semata.

Padahal, jalur ini berpotensi meningkatkan koneksi antara Bandung dan Priangan Barat. Keberadaan jalur ini juga memungkinkan koneksi langsung kereta api jarak jauh menuju Bogor, hitung-hitung turut meramaikan jalur ganda yang “telanjur” dibangun tanpa pertimbangan skala prioritas di segmen Bogor-Cicurug.

Dilansir dari Transport for Bandung, sejak 2023 jalur ini telah beralih fungsi dan terdampak rintangan jalan. Segmen antara Stasiun Padalarang dan perlintasan sebidang Jalan Cihaliwung telah menjadi tempat penumpukan bantalan dan garasi sarana perawatan rel KAI.

Beberapa titik juga dikabarkan mengalami longsoran. Vegetasi di sepanjang jalur juga mulai tumbuh lebat.

Segmen paling “subur” ialah petak antara Tagogapu dan Cipatat yang tertimbun tanah dan semak belukar.

Demikian pula di petak jalan Padalarang-Tagogapu, tampak sinyal masuk dan muka aktif Stasiun Padalarang yang seperti melayani jalur hantu.

Selain alam, perubahan di jalur kereta api juga berasal dari aktivitas manusia. Beberapa bagian jalur juga telah menjadi jalan akses bagi penduduk ke ladang atau kampung lain.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *