Museum Konferensi Asia Afrika Digagas Mochtar Kusumaatmadja

Gagasan mendirikan  Museum Konferensi Asia Afrika datang dari Menteri Luar Negeri saat itu  Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. Gagasan tersebut terlontar dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika tahun 1980. Rapat  dihadiri  antara lain oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Presiden Republik Kedua Indonesia Soeharto menerima gagasan tersebut. Mulai dari situ  Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika mendapat tugas untuk mewujudkannya.

Museum Konferensi Asia Afrika di Jalan Asia Afrika Bandung | Foto serbabandung.com #serbabandung

Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika.

Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam koordinasi Direktorat Diplomasi Publik. Museum ini menjadi museum sejarah bagi politik luar negeri Indonesia.

Museum Konferensi Asia Afrika berlokasi di Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung.

Museum Konferensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika; Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional; Gedung Merdeka dari masa ke masa; Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam multimedia. Diorama Pembukaan Konferensi Asia Afrika, 1955.

Di Museum Konferensi Asia Afrika Ada Perpustakaan

Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika, pada 1985 Abdullah Kamil (pada waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London) memprakarsai dibuatnya sebuah perpustakaan.

Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.

Bersamaan dengan berdirinya perpustakaan, disiapkan pula ruang audio visual pada 1985. Ruang tersebut juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil.

Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kebudayaan dari Negara-negara Asia dan Afrika.

Museum Konferensi Asia Afrika bisa dikunjungi pada Selasa-Kamis pukul 08.00 – 16.00 WIB, Jumat pukul 14.00 – 16.00 WIB, Sabtu-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB. Hari Senin dan libur nasional libur. *

Sumber: http://asianafricanmuseum.org/museum-kaa/