Gembok Cinta, Hanya untuk yang Punya Pasangan

ADA satu yang unik di Taman Balai Kota. Unik karena ada instalasi untuk menggantungkan kunci gembok. Namanya gembok cinta.  Bagi yang belum punya pasangan dilarang memasang gembok di sini.

Ukurannya tidak terlalu besar, hanya 2 meter x 3 meter. Terbuat dari besi  dan ram kawat seperti pagar. Di kawat-kawat itulah kunci gembok bertuliskan nama yang memadu hati dipasang. Tulisannya terserah, bisa apa saja.

Gembok cinta yang seperti gawang futsal itu tak jauh dari patung badak putih. Siapa pun boleh ke sana. Tapi tentu saja hanya bisa melihat bagi yang belum memiliki pasangan. Di instalasi tersebut sudah banyak gembok-gembok bergelantungan, meski belum memenuhi ram kawat tersebut.

Kunci gembok cinta milik Wali Kota Bandung Ridwan Kamil juga sudah terpasang. Pada 19 September 2014, sepulang jumatan Wali Kota yang biasa disapa Emil ini memasang gembok cintanya di sana.

Emil tiba-tiba meminta gembok ke Kepala Bagian Umum Rony Nurdin.  Rony pun kalang kabut, dan langsung membelinya. Setelah ada gemboknya, Emil menuliskan namanya dan istrinya, Atalia, dengan spidol dengan tulisan Emil Love Lia.

Setelah memasang gemboknya, Emil melempar kuncinya ke kolam patung badak putih. “Kuncinya abadi di kolam sehingga tidak ada yang buka, pasangan tetap bersatu tak bisa dibuka oleh siapa pun, cinta abadi,” ujar Emil seperti dikutip Tribun Jabar.

Instalasi Gembok Cinta Sempat Ditutup

Instalasi gembok cinta ini sempat ditutup kain berwarna kuning. Penutupan itu terkait hak cipta tulisan “Love” yang berada di atas instalasi tersebut. Tapi kemudian setelah diubah tulisannya, instalasi kembali dibuka.

Senin (29/12/2014) sepasang remaja tengah berfoto di sana. Beberapa kali perempuannya berpose di depan kamera sang pria. Senyuman mereka telihat ketika melihat hasil pemotretan di kamera mereka. Sementara di sekelilingnya, orang-orang menikmati keindangan Taman Balai Kota. Taman ini menjadi favorit warga Bandung bahkan dari luar Bandung yang ingin menikamti suasana taman yang asri.

Taman ini berubah setelah Ridwan Kami merevitalisasi taman yang tak jauh dari kantor pemerintahan Kota Bandung (Balai Kota).

*