Perkebunan teh di Bandung Selatan sudah lama menjadi objek wisata pilihan. Di Perkebunan Teh Rancabali misalnya. Hamparan hijau perkebunan teh menjadi tempat favorit wisatawan untuk berfoto-foto di kawasan tersebut. Jarak hamparan perkebunan teh tersebut dari Kawah Putih sekitar 6 km.
Perkebunan Teh Rancabali berada di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah pemilik perkebunan tersebut. Berada di ketinggian 1.628 di atas permukaan laut, perkebunan ini suhunya sangat sejuk berada di kisaran 20° celsius.
Sebuah spot yang sering dijadikan objek menarik adalah sebuah batu besar yang berada tak jauh dari jalan raya. Batu itu memiliki tangga yang sengaja dipasang untuk memudahkan pengunjung naik ke batu tersebut.
Dari batu tersebut pengunjung bisa melihat hamparan perkebunan teh lebih jelas. Di sebelah kanan, sejauh mata memandang, terlihat sebuah tulisan berwarna merah. Tulisan tersebut berbunyi “Rancabali Tea Resort”.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati sejuknya udara perkebunan teh bisa berjalan menyusuri jalan setapak yang tersedia di sana. Namun, jangan sampai membuang sampah sembarangan agar tempat tersebut tetap bersih dan asri.
Kawasan Tapal Kuda di Rancabali
Setelah menikmati hamparan perkebunan teh, pengunjung bisa mencicipi hidangan yang tersedia di beberapa warung yang menjual berbagai makanan seperti jaung bakar, jagung rebus, mi rebus, minuman hangat dan lain-lain.
Warung-warung tersebut berada di tepi jalan sebelah kanan kalau dari arah Kawah Putih. Kendaraan pun bisa diparkir di sini. Biasanya ada warga yang bertugas mengatur parkir. Setiap kendaraan dikutip yang tarifnya suka rela.
Kalau belum puas, ada kawasan yang oleh warga setempat disebut kawasan tapal kuda. Di sebut tapal kuda karena jalan yang dilalui berkelok-kelok seperti di perkebunan teh Puncak Cianjur. Di sisi jalan perkebunan teh terhampar hijau. Spot ini pun menjadi favorit pengunjung untuk berfoto.
Wisata alam perkebunan teh di Rancabali ini gratis. Pengunjung hanya harus membayar parkir kepada warga yang menjaganya. Bila masih ingin meneruskan perjalanan, pengunjung bisa memacu kendaraannya ke arah Situ Patenggang atau Glamping di kawasan yang sama. *