Lotek Alkateri yang Memanjakan Lidah

JALAN Alkateri menyimpan beberapa tempat kuliner yang melezatkan lidah. Di sana terdapat  Warung Kopi Purnama, Lotek Alkateri, Wedang Ronde Alkateri, dan Cendol Alkateri. Di sepanjang jalan tembus dari Asia Afrika ke Jalan ABC ini benar-benar memberi sensasi buat penggemar kuliner di Kota Bandung.

Banyak memang, tapi yang dibahas kali ini adalah Lotek Alkateri. Lotek di dekat persimpangan Jalan Alkateri dan Jalan ABC ini berada di emperan toko di kawasan tersebut. Jangan membayangkan tempatnya sebuah rumah makan. Lotek Alkateri di jajakan dari sebuah jongko.

Lotek LAkateri Bandung | Foto serbabandung.com #serbabandung

Apa yang unik dari lotek milik Oom Komariah (44)  ini? Ternyata dari daun pepaya dan daun pare (paria). Kedua daun ini sangat jarang disajikan dalam lotek pada umumnya. Oleh karena itu lotek di sini rasanya pahit.

Jika penikmat lotek tidak mau loteknya rasanya pahit, penyajiannya tidak dicampuri daun pare, atau pepaya.  Jadi dengarkan Oom ketika bertanya, “pait”? Pait adalah bahasa sunda dari kata Pahit.

Oom juga akan bertanya pada pembelinya, “Mau pedas, sedang, atau tidak?” Pilih salah satu di antara tiga pilihan tersebut. Jika tidak, default lotek buatan Oom adalah pedas.

Selain itu, tentu saja bumbu kacang racikan Oom sangat kental. Oom tidak menambahkan air saat menguleknya. Tak ayal, rasa bumbu kacangnya pun begitu kentara dan pas di lidah. Itu  juga menjadi ciri khas lotek yang berdiri sejak 1980 ini.

Kemasan loteknya juga unik. Lotek tersebut dibungkus dalam kertas bungkus nasi yang dilapisi daun pisang. Bentuknya kerucut seperti corn es krim.  Bentuk tersebut membuat lotek buatan Oom ini mudah untuk membawanya. Di sana  memang hanya tersedia  meja untuk mengulek  lotek. Kursi pun hanya beberapa buah saja.

Jika tidak, bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh. Namun kemasannya tidak kerucut. Oom memisahkan bungkusan sayuran dan bumbunya dalam dua kertas bungkus nasi. Lotek tersebut harganya Rp 8.500. Harga tersebut bisa berubah.

Oom yang dibantu anaknya, Dani (26),  mengelola Lotek Alkateri sejak dijual ibu mertuanya yang meninggal dunia sebelum tahun 2000.  Mengenai resep daun pepaya dan pare, Oom mengaku, awalnya hanya coba-coba. Namun karena banyak yang menyukainya akhirnya resep coba-cobanya itu menjadi andalan.*

Lotek Alkateri

  • Dikelola oleh Oom Komariah (44).
  • Andalannya daun pepaya dan daun pare (paria).
  • Dibungkus dalam kertas bungkus nasi yang dilapisi daun pisang. Bentuknya kerucut seperti corn es krim.
  • Lotek tersebut harganya Rp 8.500 (harga ini bisa saja berubah)
  • Berdiri sejak 1980

https://youtu.be/ib_Td5ZK6bw