PENJUAL lukisan di Braga, Maman cekatan membereskan lukisan-lukisan yang dijajakan di trotoar Jalan Braga tak jauh dari restoran Braga Permai. Siang itu matahari tidak begitu menyegat, tapi lelaki berusia 60 tahun itu sudah membereskan dagangannya.
Maman mengeluh jualan lukisan di Jalan Braga tidak seperti 20 tahun yang lalu. Sekarang, katanya, banyak saingan. Susah untuk hanya laku satu juga. “Lihat saja sebelah sana, banyak yang jual lukisannya,” kata Maman di Jalan Braga, Selasa (10/2).
Berbeda dengan dulu, menurut Maman lukisannya sangat gampang lakunya. Jalan Braga, katanya, masih sepi, pengunjungnya jelas mereka adalah pelancong. “Gampang menawarkan lukisnnya pada mereka,” katanya.
Maman menjual lukisan dengan harga bervariasi. Mulai dari harga Rp 75.000 hinga Rp 300.000. Lukisan yang harganya Rp 75.000 ukurannya kertas A4. Sedangkan yang harganya Rp 300.000 ukurannya lebih besar lagi kira-kira ukuran kertas A3.
Penjual Lukisan di Braga Menjual Ukuran A4
Harga tersebut menurut Maman bisa saja ditawar. “Bukan patokan silakan saja tawar,” katanya sambil menunjukkan lukisan perempatan Jalan Braga-Naripan dari media kanvas ukuran A3. “Yang ini juga dari kanvas,” katanya lagi. Kali ini Maman menunjukkan lukisan yang ukurannya A4.
Berbeda dengan penjual lukisan di sepanjang Jalan Asia Afrika dengan Jalan Alkateri, penjual di sini tidak menjadi pelukis. Mereka hanya menjajakan lukisan, dan pigura. Maman misalnya membawa lukisan dari Jelekong.
Jelekong adalah sebuah kelurahan wisata yang memiliki rumah adat dan seni lukis. Tempat ini terkenal sebagai gudangnya pedalang wayang golek, tukang lukis, dan makanan tradisional Sunda.
Selain penjual lukisan di emperan toko, di Jalan Braga ada beberapa gerai yang khusus menjual lukisan, dan cendera mata lainnya. Seperti Rumah Seni Rapih, tak jauh dari tempat Maman berjualan. Di trotoar yang belum jadi beberapa lukisan dipajang para penjual lukisan itu di sepanjang jalan yang telah melegenda itu. *