BANDUNG yang menjadi tujuan wisatawan memiliki banyak hotel. Dari sekian banyak hotel yang berdiri, terdapat hotel melegenda. Berikut hotel melegenda di Bandung.
Savoy Homann Bidakara Hotel adalah salah satu hotel melegenda di Bandung. Hotel ini tercatat menjadi saksi bisu penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955.
Di hotel ini para tamu penting peserta Konferensi Asia-Afrika1955 menginap. Ada Presiden Indonesia I Soekarno, tokoh dan negarawan Vietnam Ho Chi Minh, dan Presiden Yugoslavia saat itu Josip Broz Tito yang menginap di sini.
Hotel ini pun pernah kedatangan aktor komedi Charlie Chaplin asal Amerika, dan akris pemenang Oscar asal Kanada Mary Pickford pada 1927 yang.
Kedatangan mereka sangat fenomenal karena dahulu sangat jarang sekali aktor atau aktris terkenal mampir di Indonesia.
Tak hanya sekali Chaplin menginap di Savoy Homann. Pada 1935 Chaplin menginap bersama calon istri Paulette Goddard (1910-1990) yang masih berumur 25 tahun. Calon Ibu mertua Chaplin ikut juga dalam perjalanan tersebut.
Hotel Savoy Homann adalah hotel bintang empat yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 112, tidak jauh dari Gedung Merdeka.
Prama Grand Preanger Hotel
Prama Grand Preanger Hotel adalah hotel berbintang lima. Lokasinya di seberang Hotel Homann.
Cikal bakal berdirinya hotel ini pada 1884. Hotel ini menjadi tempat menginap para Priangan planters (pemilik perkebunan di Priangan) sering datang berlibur ke Bandung.
Kebutuhan mereka disediakan oleh sebuah toko di Jalan Groote Postweg (sekarang Jalan Asia Afrika). Toko itu tidak bertahan dan akhirnya bangkrut.
Pada 1897 seorang Belanda bernama W.H.C. Van Deeterkom mengubah toko itu menjadi sebuah hotel.
Van Deeterkom memberi nama hotel tersebut Prama Grand Preanger Hotel. Pada 1920 berubah nama menjadi Grand Hotel Preanger.
Hotel Melegenda di Bandung yang Lainnya
Bekas Hotel Subaya
Di Jalan Kebonjati pernah berdiri Hotel Surabaya. Hotel ini dibangun pada 1886. Dari referensi yang diperoleh hotel ini dibangun oleh saudagar Tionghoa asal Surabaya. Itu juga mengapa hotel ini bernama Hotel Surabaya.
Pembangunannya menyusul maraknya masuknya jalur kereta api dari Batavia (Jakarta) ke Bandung pada 1884.
Meski cukup jauh dari Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika pada 1955, hotel ini menjadi tempat bermukim sementara para seniman dan penyanyi konferensi.
Hotel itu kini telah berubah menjadi Hotel Gino Feruci. Hotel berbintang 4 ini memiliki ketinggian 10 lantai, dan memiliki 79 kamar. Tadinya nama hotel ini adalah Hotel Carrcadin. Hotel ini masih milik Kagum Grup.*