Tempat wisata ini bukan di kawasan tempat wisata seperti Lembang, Dago, atau Cimenyan. Namun namanya sudah banyak diperbincangkan netizen. Namanya Kampung Tulip. Nama itu mengingatkan pada bunga asal Belanda yakni tulip. Benar saja kampung yang berada di Jalan Perumahan Pasir Pogor Raya H17, Ciwastra, ini menawarkan suasana negeri kincir angin tersebut.
Sebelum masuk ke area Kampung Tulip pengunjung sudah disuguhi suasana Eropa. Sebuah miniatur kincir angin tampak di sana. Kincir ini merupakan spot foto favorit bagi yang biasa berselfie. Di belakangnya terdapat kursi bergaya klasik yang juga bisa digunakan untuk objek berfoto. Jangan lupa melepas alas kaki untuk berfoto di sana karena alasnya rumput sintetis.
Di belakang spot foto tersebut terdapat loket karcis. Pengunjung bisa membayar sesuai harga yang telah ditetapkan. Untuk masuk tiketnya Rp 6.000 untuk hari Senin-Jumat dan Rp 9.000 untuk Sabtu-Minggu. Harga yang dibayar tersebut sudah termasuk tiket naik perahu yang tersedia di area Kampung Tulip. Harga tersebut bisa saja telah berubah sesuai kebijaksanaan pengelola.
Di loket karcis, pengunjung bisa membeli pakan ikas seharga Rp 2.000 per bungkus. Tak jauh dari sana tersedia penjual minuman. Pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman saat berkunjung ke Kampung Tulip.
Di dalam pun ada spot foto unik. Sebuah bangunan bergaya Eropa menjadi favorit berselfie para pengunjung. Di dalam rumah itu bisa berfoto dengan background dekorasi dan barang-barang ala Eropa. Untuk berfoto di sana pengunjung harus bayar Rp 5000. Di depan bangunan ini terdapat kantin-kantin dan tempat duduk.
Di Kampung Tulip Ada Terapi Ikan
Pengunjung bisa melepas lelah di saung di atas kolam mini. Tak jauh dari sana ada kolam terapi ikan. Jika tertarik untuk terapi pengunjung hanya membayar Rp 5.000. Di area ini ada tempat latihan panahan. Anak-anak di sini juga bisa memancing di kolam pancing mini.
Pengunjung bisa berperahu di kolam yang di tengahnya terdapat taman kecil yang dihiasai kandang burung merpati. Untuk berperahu di sana ada petugas yang siap mengantar berkeliling di kolam itu. Di sini juga tersedia sepeda air yang berbentuk angsa.
Kampung Tulip memiliki lahan 800 meter per segi. Lahan tersebut tadinya merupakan lahan gambut. Oleh pemiliknya lahan tersebut diubah menjadi tempat wisata. Pembangunannya dilakukan pada 2012 menanam pepohonan dan menatanya sedikit demi sedikit. Kampung Tulip diresmikan pada 25 Desember 2015.
Sumber: http://www.wisatajabar.com/2016/05/info-lokasi-rute-fasilitas-dan-harga.html?m=1