Ketum PSSI Kota Bandung Yoko Anggasurya Sarankan PSSI dan I-League untuk Tiadakan Kompetisi EPA U-20

SERBA BANDUNG – Ketua Umum PSSI Kota Bandung H. Yoko Anggasurya menyarankan kepada PSSI dan I-Legue (dulu PT LIB) untuk meniadakan Kompetisi EPA (ELITE Pro Academy) U-20, dan digantikan oleh Liga Amatir U-20 setingkat Askot dan Askab sampai dengan antar Provinsi.

Hal itu diungkapkan H. Yoko melalui rilis resmi Askot PSSI Kota Bandung yang diterima pada hari Kamis, 14 Agustus 2025.

Ide tersebut menurut Yoko, muncul atas keprihatinannya yang terjadi di EPA selama tiga tahun terakhir. “Setelah saya perhatikan, setiap klub Liga 1 ogah-ogahan bahkan ada yang tidak mau membentuk yang namanya tim untuk EPA,” ujarnya.

Ia pun mengungkapkan adanya rumor dimana Liga 2 menolak untuk gelar U-20. Termasuk klub-klub Liga 1 pun tak sedikit yang tidak siap untuk EPA U-20. Sehingga untuk U-16, U-18, U-20 diserahkan ke EO (even organizer) atau ke salah satu Akademi, dimana seleksi/perekrutannya harus bayar.

“Ini kan pengaruh, dan seperti apa kualitasnya,” tegasnya.

Yoko mengambil contoh paling sederhana yang terjadi di Provinsi Jawa Barat pada tahun ini, ibarat anjing sama kucing yang rebutan tulang.

Baca juga: Persib Kalahkan Manila Digger 2-1, Siapakah Calon Lawan di Fase Grup ACL Two?

Disatu sisi Askot dan Askab membina pemain, memutar roda kompetisi, disisi lain, giliran membentuk tim untuk PORPROV atau PORDA para pemain yang terpilih hasil penjaringan yang dilakukan talent scoutingnya justru saling berebut antara untuk EPA atau PORDA.

Dengan adanya EPA, menurut Yoko, akhirnya berdampak kepada kompetisi yang sudah ada, baik itu terhadap Piala Soeratin di seluruh provinsi maupun agenda kompetisi amatir yang telah diputar Askot dan Askab.

Yang lebih memprihatinkan, masih kata Yoko, tidak sedikit para orang tua pemain harus pontang-panting mencari uang agar anaknya bisa bermain di EPA karena ada sebagian klub yang mematok harga.

“Yang paling terasa di daerah, kerap terjadi tarik menarik, rebutan pemain dan kejar-kejaran jadwal pertandingan,” imbuhnya.

Tidak sedikit klub-klub Liga 1 yang ogah-ogahan untuk ikut serta di EPA, terutama untuk KU-20 tahun. Apalagi klub-klub Liga 2 rumornya semua menolak untuk membentuk tim EPA U-20.

Menurut Yoko, hal itu bisa dimaklumi, karena dipastikan akan menyangkut biaya yang tidak sedikit. Pemainnya pun tidak semua klub profesional Liga 1 maupun Liga 2 memilikinya.

“Oleh karena itu, saatnya PSSI Pusat sebagai penggagas maupun I-Legue sebagai pengelolanya berpikir ulang perihal kelangsungan EPA,” lanjutnya.

Baca juga: Akademi Persib Cimahi U13 Harumkan Indonesia, Juara Gothia Cup 2025 Kalahkan Wakil Swedia

Pembina klub SASWCO ini pun yakin, jika semua itu dijalankan, Askot/Askab beserta Asprov se-Indonesia akan bersemangat membangun sepakbola.

“Yang lain-lainnya seperti Antarsekolah Sepakbola (SSB) serahkan saja kepada pihak ketiga dalam hal ini Even Organizer (EO) untuk difestivalkan sehingga semuanya bisa berjalan.

Usul H. Yoko ini, disampaikan berkaitan dengan adanya revisi Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dimana revisi ini memungkinkan penggunaan dana APBD bagi kompetisi sepak bola amatir di daerah Kabupaten, Kota dan Provinsi.

Perkembangan terbaru, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah mengumumkan bahwa klub Liga 3 dan Liga 4 dapat menggunakan dana APBD mulai musim 2025-2026.

Sedangkan untuk klub Liga 1 dan Liga 2 tetap tidak diperbolehkan menggunakan APBD karena sudah termasuk kategori profesional dan tunduk pada regulasi club licensing internasional.

Yoko optimistis, melalui Liga Amatir U-20 di setiap Askot/Askab pemain-pemain muda berbakat bakal bermunculan dan makin semarak karena Askot/Askab mengadakan kompetisi dengan title sesuai atmosfer di daerahnya masing-masing.

“Kalau itu digelar saya yakin pasti ramai, karena disitu akan ada kumpulan pemain terbaik, pasti bakal ditonton dan pasti menjadi buruan untuk mencari pemain. Nah dari situlah semua Askot/Askab, harus menerjunkan para talent scouting yang terbaiknya,” pungkasnya.***

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *