Orkes Melayu Cikal Bakal Musik Dangdut!

SERBA BANDUNG – Orkes Melayu (OM) mulai dikenal dan berkembang di Indonesia pada awal abad ke-20. Memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu alat musiknya terdiri dari alat musik melodis, seperti biola, gitar, dan suling, serta alat musik ritmis, seperti gendang, ketipung, dan simbal.

Melodi OM biasanya sederhana dan mudah diingat, dengan lirik bertema cinta, kasih sayang, dan persahabatan dengan karakter musik yang ceria dan meriah.

Seiring berjalannya waktu, OM kian modern dan mengikuti perkembangan jaman, tidak hanya memainkan musik Melayu tradisional, tetapi juga musik-musik populer lainnya, seperti pop, rock, dan dangdut. OM modern juga sering menggunakan alat musik elektronik untuk menambah kekhasan musik mereka.

Tidak bisa dipungkiri, Orkes Melayu berpengaruh sangat besar dalam perkembangan musik dangdut. Banyak penyanyi dangdut yang memulai kariernya dari OM, diantaranya Rhoma Irama dengan Soneta Grup serta Diva dangdut Elvy Sukaesih.

Soneta Group pada awalnya merupakan sebuah Orkes Melayu yang didirikan oleh Rhoma Irama. Namun, seiring waktu, Soneta berkembang menjadi grup musik dangdut yang memadukan berbagai unsur musik, termasuk Melayu, dan dikenal sebagai pelopor musik dangdut modern di Indonesia. 

Rhoma Irama kemudian mengembangkan musik Soneta dengan memasukkan unsur-unsur musik lain, termasuk pop, rock, dan unsur-unsur musik modern lainnya, sehingga lahirlah genre dangdut modern. 

Selain itu, Musik Dangdut di Indonesia sangat dipengaruhi oleh musik India, terutama dalam hal instrumen, tema lagu, dan gaya vokal. 

Baca juga: Musik Blues Lahir di Amerika Berakar Tradisi Islam dari Lantunan Adzan!

Pengaruh ini terlihat jelas dari penggunaan alat musik seperti tabla dan sitar, serta tema lagu yang seringkali terinspirasi dari film-film India. Selain itu, cengkok vokal khas Melayu juga terpengaruh oleh gaya vokal dalam musik India dan Arab, yang kemudian menjadi ciri khas musik dangdut. 

Adanya pengaruh India karena pada masa awal perkembangannya, film-film Bollywood dari India sangat populer di Indonesia, terutama pada tahun 1950-an hingga 1960-an. 

Lagu-lagu dalam film-film tersebut, yang menonjolkan irama dan melodi khas India, ikut memengaruhi gaya musik orkes Melayu yang kemudian berkembang menjadi musik dangdut. 

Penyanyi Ellya Khadam, yang bergabung dengan Orkes Melayu Kelana Ria, menciptakan lagu “Boneka dari India” yang sangat populer dan menjadi salah satu contoh awal pengaruh musik India dalam dangdut.

Selain musik India, musik dangdut juga dipengaruhi oleh musik Arab dan Melayu, serta kemudian memasukkan unsur musik rock pada perkembangannya yang lebih modern. 

Baca juga: Asal Usul Music Heavy Metal Musik “Cadas” nan Hingar Bingar!

Belakangan muncul istilah Dangdut Koplo, sebagai subgenre musik dangdut yang berasal dari Jawa Timur. Ciri khasnya adalah tempo yang cepat dan irama yang menghentak, serta penggunaan kendang yang dominan. Musik ini seringkali melibatkan improvisasi vokal dan sorakan-sorakan khas di sela lagu. 

Di sela lagu, seringkali terdengar sorakan atau celotehan khas dari penyanyi dan pemain musik, seperti “dum plak ting ting jos” atau “asolole”. 

Dangdut koplo muncul pada awal tahun 2000-an sebagai variasi dari musik dangdut tradisional, dengan pengaruh kuat dari musik daerah seperti Banyuwangi dan seni musik Sunda. 

Dangdut koplo semakin populer melalui berbagai media, termasuk radio, VCD, penampilan panggung, dan yang terkini, media sosial seperti YouTube dan TikTok. 

Beberapa nama yang sering disebut sebagai penyanyi dangdut koplo paling terkenal antara lain Via Vallen, Nella Kharisma, Denny Caknan, Happy Asmara, dan Yeni Inka. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *