PADA tulisan “Pasar Baru, Pesona Zaman Dulu Tersimpan di Sini” disebutkan ada dua buah toko yang telah hadir sejak jaman Belanda. Kedua toko tersebut adalah yang pertama Toko Kopi Kapal Selam yang menjual berbagai macam kopi. Adapun yang kedua adalah Toko Jamu Babah Kuya yang menjual obat-obatan tradisional tanpa bahan kimia. Pasar Baru di Bandung menyimpan pesona jaman dulu.
Di deretan kedua toko tersebut terdapat bangunan yang arsitekturnya bergaya lama. Salah satunya adalah bangunan yang tidak terurus yang di depannya terdapat plang Jamu Jago. Kemudian sebuah ruko yang juga terlihat bergaya lama berdiri di pertigaan Jalan Belakang Pasar Baru. Bangunan lainnya masih digunakan untuk berdagang oleh pemiliknya.
Agak jauh dari deretan toko ini, di Jalan Belakang Pasar, tepatnya di Jalan Babatan terdapat warung kuliner khas Tionghoa. Toko ini sudah ada sejak tahun 1920. Menu yang dijual di sini antara lain cakue, bakpia, kompia, kompia isi, bubur ayam, bubur kacang, pangsit kuah, kue tambang, dan kue cinsoko.
Selain itu ada menu bubur kacang tanah. Bubur yang terasa manis ini disebut bubur kacang Hokkian. Bubur Hokkian cocok bila dimakan dengan cakue. Cakue adalah makanan asal Tiongkok yang terbuat dari tepung trigu, ragi, soda, ammonium bicarbonat dan garam. Adonan tersebut dicampur. Cakue di Toko Osin bukan cakue biasa. Ukurannya tidak lazim, super jumbo.
Jika menginginkan hidangan tersebut jangan sampai kesiangan karena toko yang dahulu bernama Lie Tjay That hanya buka pada pagi hari. Siang sedikit hidangan di sini sudah ludes dibeli pelanggan.
Di Pasar Baru di Bandung Ada Pasar Kelontong
Jika membutuhkan perabot untuk rumah tangga tinggal balik lagi sedikit ke Jalan Belakang Pasar. Kemudian jalan ke arah Jalan Gardujati. Di sini banyak toko-toko yang menjual perabot rumah tangga, seperti sapu, ember, jolang, serok, dan lain-lain. Uniknya beberapa toko penjual perabot rumah tangga ini menempati bangunan yang asitekturnya bergaya lama.
Di belakang Pasar Baru juga terdapat Jalan Dulatif. Jalan ini merupakan tempat para pedang grosiran. Di sini banyak sekali macam barang yang dijual. Tetapi yang paling banyak adalah penjual beras. Jalan ini tembusnya ke Jalan Gardujati. Selain itu ada juga penjual kain di sini.
Masih di belakang Pasar Baru, di kawasan ini ada jalan yang terkenal dengan penjual kain denimnya, bahan kain untuk jins. Namanya Jalan Tamim. Jalan ini sempat populer pada 1990-an karena jins Tamimnya. Di sini pembeli bisa menentukan model sendiri dengan memesan kepada penjahit yang tersedia di toko-toko di sana. *