PASAR Induk Gedebage masih menjadi pasar tradisional yang paling besar di kawasan Bandung Timur. Kebakaran yang beberapa kali menghanguskan pasar yang bediri pada 1980 tidak membuat pasar ini tertidur. Api pernah melalap pasar ini pada 2002, 2010, dan terkahir pasar ini terbakar pada 20 Juli 2015.
Pasar ini mulai dikelola pemerintah pada 2008. Di kompleks pasar itu dibangun los-los untuk pedagang sayuran, buah-buahan, daging, ikan, hingga pakaian. Pasar ini semakin populer setelah pada 2004 pemerintah Kota Bandung menyediakan lahan untuk para pedagang kaki lima pakaian di kawasan Cibadak dan Tegallega. Lahan tersebut berdiri di bagian kompleks pasar ini.
Ketika memasuki pasar yang luasnya mencapai 14 hektare ini di beberapa tempat terlihat sampah. Menjelang pintu gerbang, Sabtu (5/9/2015), itu terlihat seseorang telah siap-saip memungut retribusi Rp 1.000 untuk masuk ke pasar ini.
Seperti pasa-pasar tradisional lainnya, Sabtu menjelang magrib itu kesibukan tampak di antara pedagang. Pedagang ayam tampak mengawasi tubuh-tubuh ayam yang sudah tak berbulu bergelantungan diterangi lampu.
Di seberang jongko daging, pedagang sayuran pun tengah menunggu pembeli datang ke jongkonya. Sayuran di sini beragam. Pengunjung tinggal memilihnya. Di bawah temaram lampu neon di jongko beratap seng itu, pengunjung menaruh harapannya.
Di sepanjang jalan yang membelah jongko pedagang, mobil dan sepeda motor berebut jalan. Jalan di sana yang tidak begitu besar jadi semakin sempit karena beberapa sepeda motor dan mobil terparkir di depan jongko.
Peregerakan kendaraan akan semakin leluasa ketika mendekati Pasar Cimol Gedebage yang berada di bagian belakang kompleks pasar ini. Pasar Cimol Gedebage adalah pasar tempat penjual barang-barang sisa ekspor yang pindah dari Jalan Cibadak, dan Tegallega.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berencana mengubah Pasar Induk Gedebage menjadi pusat bisnis. Di sana akan dibangun pasar modern dan apartemen rakyat. “Di bawahnya ada pasar, di atasnya apartemen rakyat,” kata Ridwan Kamil, Selasa (21/7/2015), sehari setelah pasar tersebut terbakar.
Emil, panggilan Ridwan Kamil, menjelaskan di pasar modern yang groundbreaking-nya direncanakan pada 2016, daya tampungnya bisa mencapai 3-4 kali lipat dari jumlah pedagang yang tertampung di pasar sekarang. Emil meprediksi dana yang diperlukan sekitar Rp 1 triliun. *
Rute Angkot ke Pasar Induk Gedebage
GEDE BAGE–ST. HALL
Pasar Induk Gede Bage – Jl. Soekarno-Hatta – Riung Bandung (Soekarno-Hatta) – Metro (Soekarno-Hatta) – Margahayu Raya (Soekarno-Hatta) – Jl. Buahbatu – Jl. Kliningan – Jl. Karawitan – Jl. Maskumambang – Jl. Martanegara – Jl. Pelajar Pejuang – Jl. Talaga Bodas – Jl. Malabar – Jl. Ahmad Yani – Pasar Kosambi (Ahmad Yani) – Jl. Sunda – Jl. Sumbawa – Jl. Belitung – Jl. Sumatera – Jl. Aceh – Jl. Merdeka – Jl. Perintis Kemerdekaan – Viaduct – Jl. Kebon Jukut – Jl. Kebon Kawung – Stasiun Bandung (Kebon Kawung) – Jl. Pasir Kaliki – Jl. Kebon Jati – Jl. Suniaraja – Terminal Stasiun
Pingback: Pasar Ikan Hias yang Lengkap dan Harganya Terjangkau di Bandung | Serba Bandung