KALAU orang Buahbatu atau orang Ciwastra pasti kenal dengan pasar ini. Namanya Pasar Kordon. Pasar ini berada di pertigaan Jalan Margacinta dan Jalan Terusan Buahbatu. Dekat dengan Curug Ece. Curug ini dulu sangat terkenal di kawasan ini.
Pasar ini sudah lama berada di sana. Hingga sekarang pasar ini masih menjadi pasar tradisional yang kerap dikunjungi warga. Pasar tradisional ini menjual berbagai perlengkapan kebutuhan sehari-hari. Buah-buahan lokal, seperti pisang dan mangga tersedia juga di ini.
Tak ada yang tahu mengapa pasar itu disebut Pasar Kordon. Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia (Daring), arti Kordon tidak ada sangkut pautnya dengan pasar. Kordon dalam kamus itu berarti garis pelindung atau garis pertahanan. Dalam Bahasa Arab ada kosa kata kurdun yang artinya barisan. Adapun dalam Bahasa Inggris ada kata Cordon yang artinya barisan.
Di pertigaan Pasar Kordon, terutama pada sore menjelang malam, dan pagi hari arus lalu lintasnya kerap mengalami kemacetan. Kendaraan dari arah Buahbatu yang akan menuju ke Ciwastra biasanya memilih jalan ini. Begitu sebaliknya bagi kendaraan yang akan ke Jalan Terusan Buahbatu harus melewati jalan ini.
Dekat dengan pasar tersebut di Jalan Terusan Buahbatu ke arah Dayeuhkolot di tepi jalannya dijadikan tempat perhentian terakhir angkot dari Dayeuhkolot atau Baleendah. Di sini juga sering turun penumpang dari angkot Buahbatu-Kebon Kalapa. Banyak angkot berwarna hijau yang ngetem di sana.
Kondisi pasarnya di mana-mana terlihat tumpukan sampah. Terutama di bagian sisi Jalan Terusan Buahbatu. Tumpukan sampah seperti tak terhindarkan. Belum lagi bau menyengat dari sungai di belakang pasar ini. Apalagi saat musim kemarau, baunya lebih menyengat. Curug Ece saat kemarau terkenal dengan baunya.
Ngomong-ngomong soal Curug Ece, ternyata ada cerita dari mulut ke mulut yang sampai sekarang masih simpang siur mengenai kebenarannya. Konon Ece itu adalah seseorang yang meninggal di curug ini karena tenggelam. Jenazah tidak berhasil ditemukan oleh warga. Ada yang bilang Ece saat itu sedang mengembala kerbau dan terpeleset ke sungai.
Pasar ini ternyata bukan milik Pemkot Bandung seperti pasar-pasar yang lainnya di kota ini. Melihat kemacetan yang seringa melanda kawasan itu, Pemkot sempat punya rencana untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu jalan juga akan diperlebar. Pemkot rencananya akan membeli lahan yang digunakan untuk pasar tersebut.
Menurut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, seperti dikutip news.detik.com, Kamis (27/8/2015), lahan yang ditempati pedagang mencapai 900 meter per segi. Pemkot sudah menyiapkan anggaran untuk membeli lahan itu. Tatapi, kata Wali Kota, pemiliknya minta haraganya dua kali lipat dari harga yang ditawarkan. *
Fakta Pasar Kordon
- Dekat Curug Ece
- Menjual barang-barang sehari-hari
- Menjual buah-buahan lokal
- Milik pribadi
- Pemkot berencana membeli lahan pasar tersebut
Sran dan kritik untuk penulis. Sebelum membahas pasar kordon alangkah lebih baik menilai secara objektif. Menanyakan sejarah terlebih dahulu dan tidak memojokan salah satu pihak. Terima kasih
Terima kasih atas saran dan kritiknya.
Pingback: E-Tilang, Apa Itu? Simak Cara Bayar Denda di ATM BRI | Serba Bandung