Pasar Minggu, Pasar Kaget, atau Pasar Tumpah telah lama mewarnai Perumahan Metro Margahayu Raya di Jalan Soekarno Hatta. Disebut Pasar Minggu karena memang pasar ini adanya hanya pada Minggu. Disebut pasar kaget karena memang pasar ini tidak hadir setiap hari, dan disebut pasar tumpah karena pedagang tumpah ruah di trotoar dan di jalan-jalan menuju Kompleks perumahan tersebut.
Kegiatan Pasar Minggu atau Pasat Kaget di kawasan tersebut sudah terlihat dari subuh atau bahkan dini hari. Para pedagang telah menyiapkan lapak untuk menjajakan dagangannya di area pasar tersebut. Mereka memasang tenda tidak permanen dan aksesori lainnya untuk menjaring para pembeli.
Pasar Minggu atau Pasat Kaget di Kompleks Metro Margahayu Raya ini mulai terlihat dari sebelum pintu masuk ke RS Al Islam di Jalan Soekarno Hatta. Sepanjang trotoar mulai dari sana hingga tak jauh dari Metro Indah Mall penuh oleh pedagang. Tak hanya di situ, pedagang pun merambah ke jalan-jalan kompleks tersebut seperti ke jalan Venus Raya Barat dan jalan Venus Raya Timur.
Sebagian lagi pedagang memenuhi lahan parkir sebuah super market. Sepeti di jalan dan trotoar pedagang tersebut memasang tenda dengan penutup berbahan terpal atau plastik warna-warni. Kesibukan para pedagang tersebut terlihat dari Jalan Soekarno Hatta.
Di Pasar Minggu Metro Barangnya Lengkap
Minggu (14/5/2017) pagi kesibukan di Pasar Minggu atau Pasar Kaget Metro masih terlihat pukul 08.00. Pedagang yang menjajakan beragam jualan setia menunggu pembeli memborang barang-barangnya. Layaknya toko serbaada, pasar ini menyediakan berbagai kebutuhan seperti baju, sayuran, alat rumah tangga, kuliner, hingga sandal dan sepatu.
Kendaraan tersendat mulai pintu RS Al Islam. Di tepi jalur lambat Jalan Soekarno Hatta itu dipenuhi sepeda motor yang parkir, pembeli, dan pedagang tang terpaksa berjualan di bahu jalan. Jalan semakin tersendat karena kendaraan melaju pelan karena pengemudinya ikut melihat-melihat barang yang dijual di sana.
Harga di Pasar Minggu atau Pasar Kaget Metro relatif terjangkau. Sandal anak-anak asli tapi palsu bermerek terkenal hanya dibanderol Rp 20.000. Penjual sandal tersebut menjajakan barangnya di trotoar tak jauh dari RS Al Islam. Pagi itu seorang ibu yang menjual sandal-sandal itu sibuk melayani pembeli. *