Peci M Iming, Sehari Bisa Sekodi

MASIH tentang peci M Iming. Peci yang telah melegenda ini memiliki ciri khas dengan kain beludru hitam. Di dalamnya terdapat tulisan brand peci tersebut, yakni “M Iming Bandoeng” dengan bordir berwarna kuning berwarna dasar hitam. Masih di dalam peci tersebut terdapat pola yang berlatar belakang warna kuning dan biru.

Ciri lainnya adalah lapisan di dalam peci M Iming tidak menggunakan plastik atau kertas. Manurut Nandang, pembuat peci di M Iming ini, di dalamnya menggunakan kain keras. “Pakai ini,” kata Nandang sambil menunjukkan kain yang sedang dijahitnya di Toko M Iming, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (20/3/2015).

Menurut Nanda yang sudah bekerja belasan tahun di sini bisa menghasilkan 20 peci. Di tempat produksi di lantai dua toko itu Nandang bekerja saat itu ditemani Dede. “Sehari kira-kira sekodi,” kata Nandang.

Menurut Nandang peci M Iming bisa tetap bertahan karena kualitasnya dijaga. Sejak dulu, katanya, tidak pernah mengubah-ubah bentuk, apalagi kualitasnya. “Kalau di Bandung belum ada merek lain yang bisa bersaing. Tapi dari daerah lain sudah mulai ada,” katanya.

Sebelumnya di laman ini ditulis Peci M Iming sudah ada sejak tahun 1918. Pemilik awal peci legendaris ini adalah Mas Iming. Warga Pekalongan yang merantau ke Bandung ini tertarik untuk membuat peci dari kakak iparnya.

Sempat belajar lama dan mengelola usaha pembuatan peci bersama kakak iparnya, M Iming memutuskan untuk mandiri. Mulai dari sini Iming merintis peci merek M Iming. Produk pertamanya dia bungkus menggunakan kotak kayu bekas sabun.

Dia berdagang di emper rumah panggung milik orang tuanya  di Jalan Ahmad Yani. Rumah panggung itu berubah menjadi rumah permanen yang di depannya digunakan untuk toko peci. Tempat produksi peci juga berada di rumah ini di lantai dua bagian belakang rumah.

Sekarang toko itu masih seperti dulu ketika baru dibangun pada 1930. Di dalam toko terdapat etalase yang terbuat dari kayu berkaca. Di dalamnya terdapat peci yang terbungkus kotak terbuat dari kardus berjejer rapi.  *

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *