JALAN Merdeka tak hanya menawarkan tempat perbelanjaan. Jalan yang memanjang dari Jalan Ir H Juanda hingga Jalan Tamblong menyimpan gedung-gedung bearoma kolonial. Sebut saja gedung yang kini digunakan Markas Polrestabes Bandung. Gedung ini berdasarkan penelusuran sejarah pernah berfungsi sebagai sekolah.
Ya, pada zaman kolonial, Markas Polrestabes Bandung yang berdiri di Jalan Merdeka No. 18 – 20 itu menjadi sekolah guru (Kweekschool Voor Inlandsche Onderwijers). Peresmian sekolah guru tersebut berlangsung pada 23 Mei 1866. Pendirian gedung Markas Polrestabes Bandung tersebut merupakan inisiatif seorang Belanda yang bernama K. F. Hole. Hole adalah pejabat Administatur perkebunan teh Waspada di Gunung Cikuray, Bayongbong, Garut.
Menurut M. Ryzki Wiryawan dalam tulisannya berjudul “Sekolah Kolonial di Bandung: Osvia dan Kweekscholl” yang dimuat di laman komunitasaleut.com, 13 Desember 2010, pendirian sekolah guru merupakan tindak lanjut dari keputusan Raja Belanda pada 30 September 1848 tentang pembukaan sekolah dasar negeri.
Pendirian Gedung yang Sekarang Ditempati Polrestabes Bandung Merupakan Inisiatif K. F. Hole
Kweekscholl berdiri untuk mencetak guru yang akan mengajar di sekolah tersebut. Berdasarkan Keputusan Pemerintah India Belanda pada 30 Agustus 1851 didirikan sekolah guru. Sekolah guru pertama berdiri di Solo pada 1952. Adapun yang di Bandung berdiri pada periode 1864-1866.
Siapa pun boleh masuk ke sekolah ini. Syaratnya hanya satu, pendaftar harus berusia 14 tahun. Tokoh nasional yang sering disebut pernah mengenyam pendidikan di sekolah guru Jalan Merdeka adalah Raden Otto Iskandardinata.
Raden Otto Iskandardinata lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897. Dia meninggal di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 saat berusia 48 tahun. Otto Iskandardinata merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Ia mendapat nama julukan si Jalak Harupat.
Tokoh nasional lainnya adalah AH Nasution. Nasution adalah Jenderal Besar TNI (Purn.) yang lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918. Nasution meninggal di Jakarta, 6 September 2000 saat berusia 81 tahun. Dia adalah pahlawan nasional yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September. Dalam peristiwa tersebut Nasution selamat, namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya Lettu Pierre Tendean menjadi korban.
Dalam tulisan Ryzky disebutkan kebanyakan yang mendaftar ke sekolah ini adalah masyarakat dari golongan rendah. Bukan dari golongan priyayi/raja. Metode belajar di Kweekschool adalah semacam boardingschool atau sekolah asrama. *