PEMANDANGAN di kawasan Ciwidey terkenal dengan keindahannya. Beberapa di antaranya dimanfaatkan untuk jadi tempat wisata. Ranca Cangkuang Gambung merupakan bumi perkemahan yang memanfaatkan asrinya alam Ciwidey.
Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang Gambung terletak di Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Sebuah kawasan yang terkenal keindahannya. Kawasan ini pun cocok bagi para pehobi kemping.
Di lokasi Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang terdapat hamparan padang rumput di atas tanah datar. Lokasi ini cocok untuk mendirikan tenda – tenda untuk berkemping. Lahannya sangat luas sehingga bisa menampung banyak wisatawan. Wisatawan yang datang ke sini biasanya datang secara rombongan atau keluarga.
Di padang rumput tersebut, selain digunakan untuk berkemping, bisa untuk bermain. Anak-anak, misalnya , bisa bermaian sepak bola.
Ranca Cangkuang Gambung selalu ramai pada saat liburan sekolah dan Idulfitri. Begitu pula pada tahun baru, kawasan ini selalu banyak didatangi wisatawan.
Namun, pada masa pandemi virus korona, seperti tempat wisata lain, Ranca Cangkuang Gambung terpaksa ditutup sementara.
Ranca Cangkuang Gambung Cocok untuk Gathering
Mereka yang datang adalah para pelajar yang memanfaatkan waktu liburnya. Banyak juga komunitas, seperti mobil dan motor berwisata ke tempat tersebut.
Sebuah sungai yang airnya masih bersih dan dingin mengalir dekat perkemahan. Aliran sungai itu bisa dimanfaatkan bermain air di batu-batu besar. Sungai di Ranca Cangkuang berada di rerimbunan pohon dan tepat di kaki Gunung Tilu.
Bumi Perkemahan ini cocok juga untuk gathering. Sejumlah instansi swasta dan pemerintah sering menggelar acara family gathering yang biasanya dilanjutkan dengan acara bermalam bersama di sana dengan mendirikan tenda – tenda.
Pagi harinya, mereka biasanya melakukan berbagai acara permainan fun games seperti tarik tambang, balap bakiak dengan dipandu instruktur.
Setelah selesai bermain, wisatawan melanjutkan acara di siang harinya dengan acara bakti sosial seperti penanaman pohon, membersihkan sampah di aliran sungai, lalu kegiatan bagi – bagi buku untuk pelajar setempat.
Bahkan ada juga yang membagikan sembilan bahan pokok (sembako) kepada warga kurang mampu.