DI Bandung yang terkenal dengan kuliner gaya baru juga menyimpan kuliner jaman dulu. Salah satunya adalah roti. Di kota ini ada beberapa toko penjual penganan tersebut yang usianya sudah tua. Bahkan sudah ada sejak jaman penjajahan. Contohnya adalah Sumber Hidangan.
Toko Sumber Hidangan berada di Jalan Braga No. 20-22. Toko ini sudah ada sejak 1929. Dahulu namanya Het Snoephuis. Yang populer di toko ini adalah roti tawar Sumber Hidangan. Ada dua macam yang ditawarkan, yakni yang dibungkus menggunakan kertas berwarna cokelat, dan kertas berwarna putih.
Yang dibungkus kertas berwarna cokelat harganya lebiha mahal, Rp 10.500, sedangkan yang dibungkus kertas berwarna putih harganya Rp 9.500. Menurut seorang petugas di toko itu, ada perbedaan dari bahan antara yang dibungkus kertas cokelat dan putih.
Toko lainnya yang usianya sudah cukup tua adalah roti Gempol. Penganan ini mulai diproduksi pada 1958. Alamatnya di Jalan Gempol Wetan No. 14. Di sini tersedia berbagai varian roti yang terbuat dari gandum.
Ada roti bakar gandum asin yang di dalamnya terdapat keju, daging asap dan telur. Selain itu ada juga roti bakar yang rasanya manis, seperti roti bakar berisi selai stroberi, blueberry, dan meses cokelat.
Roti Gempol bukan berasal dari Bandung. Pabrik ini awalnya berdiri di Salatiga, kemudian ke Semarang. Baru pada 1958, pabrik ini berdiri di Jalan Gempol. Toko Gempol memiliki empat cabang yang tersebar di Maranatha, Dusun Bambu, dan Surya Soemantri.
Roti Sidodadi di Jalan Oto Iskandardinata
Kemudian ada Roti Sidodadi di Jalan Oto Iskandardinata 225, yang termasuk jadul ala Belanda yang ada di Bandung. Konon toko ini sudah berdiri pada akhir 1960-an.
Sidodadi menyediakan beraneka ragam rasa, seperti rasa kornet, keju, dan sosis. Roti jadul pun tersedia di sini, yakni roti gambang, krenten atau kismis, dan tawar frans. Harganya bervariasi tergantung jenis dan ukurannya.
Yang unik adalah kemasannya. Kemasannya berupa plastik putih bertuliskan merah. Di bungkus tersebut ada tulisan alamat, bahan, dan terima pesanan. Di kemasan itu juga tertulis pesan yang mengajak pembeli untuk membuang sampah pada tempatnya. Pesan satu lagi yang tertulis adalah ajakan untuk ber-KB. “Jadilah peserta KB lestari,” begitu bunyi ajakan tersebut. *