JALAN Banceuy tidak lantas pudar namanya setelah lembaga pemasyarakatan Banceuy pindah ke Jalan Soekarno Hatta. Jalan Banceuy tetap terkenal dengan sentra onderdil Jalan Banceuy. Di sini berbagai macan onderdil bekas, terutama mobil bisa didapatkan.
Di trotoar jalan berderet roda pedagang yang menjajakannya. Tidak hanya onderdil tapi juga aksesori mobil seperti setir, velg, lampu, dan lain sebagainya. Jika membeli di sana biasanya para pembeli mendapatkan sevis dari pedagang berupa jasa pemasangan.
Jalan Banceuy yang memanjang dari Jalan Asia Afrika hingga Jalan Suniaraja ini terpotong oleh Jalan ABC. Para pedagang di sentra onderdil Jalan Banceuy berderet mulai dari perempatan Jalan ABC dengan Jalan Banceuy hingga ke Jalan Suniaraja.
Tidak jelas sejak kapan para pedagang onderdil ini berderet di jalan ini. Dikutip dari news.detik.com edisi 11 Januari 2010, kawasan ini mulai menggeliat pada 1950-an. Eman Candra (64), yang diwawancara news.detik.com mengaku sudah berdagang sejak 1965 di kawasan itu.
Disebutkan, Pasar Banceuy juga dikenal dengan nama Santiong. Santiong adalah nama pemakaman warga Tionghoa. Pemakaman berubah menjadi terminal. Mulai saat itulah pedagang-pedagang kaki lima mulai menjual onderdil.
Di Sentra Onderdil Jalan Banceuy Ada Penjual Lampu Hias
Tidak hanya pedagang onderdil yang ada di sana. Di kawasan itu banyak juga toko-toko yang menjual berbagai lampu hias. Ada sekitar 30 toko. Toko-toko ini, menurut Tribunnews, mulai bermunculan pada 1960.
“99 persen lampu yang kami tawarkan produk Cina,” ujar Cici, salah seorang pemilik toko lampu hias di Jalan Banceuy, seperti dikutip Tribunnews, Rabu (29/8/2012).
Jangan lupakan juga Pabrik Kopi Aroma. Pabrik ini tepat berada di belokan pertigaan Jalan Pecinan Lama dan Jalan Banceuy. Pabrik kopi ini sudah melegenda namanya, dan sudah tersohor tidak hanya di Kota Bandung, tapi juga ke luar Kota Bandung. *