SIMPANG lima di Bandung yang tidak banyak berubah sejak dulu.
Air mancur masih tetap menghiasi tengah-tengah simpang tersebut.
Di simpang lima Bandung masih berdiri gedung yang masuk dalam daftar cagar budaya.
Gedung itu sekarang menjadi kantor Danareksa, perusahaan sekuritas nasional.
Simpang lima di Bandung menghubungkan Jalan Gatotot Subroto dengan Jalan Asia-Afrika.
Kemudian Jalan Karapitan ke Jalan Sunda.
Dari sini jarak ke jantung kota Alun-alun Bandung tidak terlalu jauh. Tinggal lurus.
Parapatan lima dalam blog sepanjangjk.wordpress.com disebutkan dibangun antara tahun 1933 dan 1937.
Jalan ini merupakan bagian dari jalan Raya Pos Anyer Panaroekan.
Groote Postweg (Jalan Asia Afrika) dibangun pada 1911 oleh Gebernur Jendral Herman Willem Daendels.
Gedung Bersejarah Simpang Lima di Bandung
Selain Simpang Lima itu sendiri peninggalan dari Belanda, di sini juga ada tempat dan bangunan yang menarik untuk dilihat.
Gedung Danareksa misalnya, gedung ini terletak di Jl Ahmad Yani-Gatot Subroto No 1.
Gedung ini didirikan pada 1928 sebagai kantor dagang pada zamannya. Bangunan dua lantai ini bergaya arsitektur Eropa.
Gedung lainnya adalah Gedung Singer yang dibangun pada 1930 bergaya Art Deco karya F. W Brinkman.
Bangunan ini diberi nama Gedung Singer karena tempat reparasi mesin jahit merek Singer yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Gedung ini tak jauh dari simpang lima.
Di belokan Jalan Karapitan menuju Jalan Asia Afrika terdapat gedung yang arsitekturnya bergaya Eropa.
Gedung ini beberapa kali berganti fungsi. Sekarang gedung yang memiliki kubah kecil di atapnya ini digunakan sebuah kafe.
Di tengah jalan terdapat air mancur yang membasahi tugu Dasasila Bandung untuk memperingati Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung pada 18 April-24 April 1955.
Monumen itu kini tidak ada lagi di Simpang Lima. Pemerintah Kota Bandung memindahkannya ke Kompleks Gedung Merdeka menjelang peringatan Ke-60 Konferensi Asia Afrika, April 2015.
Sedikit di belakang Gedung Danareksa di Jalan Ahmad Yani terdapat toko peci legendaris. Namanya Toko Peci M Iming.
Bangunan toko ini menurut pengakuan pemiliknya melalui karyawannya, gedung ini belum pernah berubah sejak 1930. *