Situ Ciburuy berada di Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sekitar 25 km dari pusat Kota Kembang. Situ ini dulu merupakan tempat favorit berwisata, namun sekarang pamornya sudah mulai menyurut.
Di Pikiran Rakyat disebutkan luasnya sudah banyak berkurang. Sejak dilakukan normalisasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pada 2013, daya tampung air di bendungan tersebut kini tersisa 25 persen. Saat normalisasi dilakukan pada 2013, daya tampung air di situ ini mencapai 2 juta meter kubik. Sekarang, tinggal tersisa 25 persennya akibat sedimentasi.
Ciburuy adalah situ atau danau yang berada dekat jalan raya. Bagi yang sering berpergian ke Jakarta melewati Padalarang, situ ini terlihat dari jalan. Namun, situ tersebut lambat laun mulai ditinggalkan oleh wisatawan.
Dalam sebuah tulisan di Pikiran Rakyat, Bupati Kabupaten Bandung Abubakar, pernah menyebut Ciburuy kerap menjadi pembuangan sampah liar dan dikelilingi para pedagang. “Idealnya kan, pengunjung datang ke sana untuk menikmati pemandangan. Nah, kalau datang ke gerbang saja sudah banyak sampah, apa yang dinikmati?” katanya seperti dikutip Pukiran Rakyat.
Mitos di Situ Ciburuy
Yang menjadi daya tariknya adalah pemandangannya. Satu di antaranya sebuah daratan yang berada di tengah situ. Pulau itu sering mendapat kunjung dari wisatawan. Untuk ke pulau tersebut, wisatawan harus naik perahu atau perahu motor yang biasanya disediakan oleh warga. Wisatawan juga bisa menyewa sepeda air untuk berkeliling di situ tersebut.
Di infobdg dikisahkan situ ini merupakan danau yang terbentuk akibat pertemuan dua buah sungai di Desa Ciburuy. Pada 1918, area pertemuan dua sungai dibendung oleh warga untuk mengairi sawah di desa tersebut. Bendungan itu tidak cukup untuk menahan banyaknya air hingga wilayah tersebut menjadi tergenang hampir seluas 15 hektare.
Mitos beredar bahwa di situ itu hidup ikan raksasa. Adapun mitos lainnya adalah betapa sulitnya memancing ikan di tempat tersebut. Bahkan sulitnya ikan di sana dipancing dilukiskan dalam sebuah lagu Sunda berjudul Bubuy Bulan. Potongan liriknya seperti ini, “….Situ Ciburuy, laukna hese dipancing, Nyeredet hate, Ningali ngeplak caina…”. *