TAHU Sumedang yang renyah dan gurih memang bukan kuliner khas Bandung. Namun, penjual makanan ini banyak di Bandung. Tak hanya penjual kaki lima, tahu ini juga ada yang menjualnya di restoran-restoran. Bahkan ada restoran khusus yang khusus menyediakan makanan tersebut.
Satu di antara penjualnya di Bandung adalah Tahu Sumedang Renyah. Kedai khusus tahu ini berada di kawasan Lembang. Ada empat kedai, yakni di Jalan Terusan Sersan Bajuri, Jalan Kolmas 155, Jalan Maribaya 107, dan Jalan Punclut 91.
Restoran ini memiliki sambal khas. Mereka meraciknya sendiri sehingga rasanya ada perbedaan dengan sambal tahu lainnya. Kecapnya pun merupakan campuran khusus yang terdiri dari kacang pilihan, kecap, dan sambal pilihan.
Restoran ini memiliki luas sekitar 400 m2, kursi-kursinya terbuat dari kayu. Terdapat taman yang dihias indah dan kolam ikan 3D. Berbeda sekali konsep dengan penjual tahu ini yang hanya melayani take away.
Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, restoran ini menyediakan menu lain, seperti nasi timbel padi gunung, sop buntut spesial, soto bandung, goreng ayam kampung spesial, gepuk ayam kampung spesial, gepuk daging, gepuk nandung, goreng ikan mas, goreng ikan nila, karedok, nasi goreng, mi goreng. Tersedia juga minuman seperti berbagai jus, varian es, bandrek, bajigur, dan beberapa kopi.
Tahu Sumedang Diperkenalkan pada 1900
Tahu berasal dari Sumedang ini mulai diperkenalkan pada 1900. Yang memperkenalkannya kala itu adalah imigran Tiongkok bernama Ong Kino yang datang ke Sumedang. Ong Kino mempraktekkan keahliannya membuat tahu di daerah asalnya di Sumedang.
Tahu buatan Ong Kino terus berkembang. Penjualnya terus bermunculan di Sumedang. Tahu ini pun terus menyebar ke kota-kota lain. Penganan ini menjadi oleh-oleh khas Sumedang ketika pelancong berkunjung ke kota tersebut. Oleh karena itu Sumedang terkenal dengan sebutan Kota Tahu.
Tahu ini di Bandung banyak yang menjualnya di kaki lima. Setiap penjual biasanya menyertakan lontong dan sambal untuk menambah kelezatan renyahnya tahu tersebut. Penjualnya mengemas tahu dengan bongsang, anyaman bambu yang bisa memuat 25–100 buah tahu goreng.