The Guardian: Indonesia Sebagai Tim Sepak Bola Terkuat di Asia Tenggara, Malaysia Iri!

SERBA BANDUNG – Media Inggris, The Guardian, menilai kesuksesan program naturalisasi Timnas Indonesia mampu mengubah peta persaingan sepak bola Asia Tenggara.

The Guardian menyebut keberhasilan Indonesia memanfaatkan pemain keturunan membuat Malaysia iri karena tidak mampu meniru langkah tersebut secara bersih dan terstruktur.

Seorang jurnalis bernama John Duerden menyoroti Indonesia dalam paparan mengenai perkembangan pesat sepak bola Asia jelang Piala Dunia 2026.

Perubahan tidak hanya terjadi pada taktik dan teknis permainan, tulis Duerden, tetapi juga pada bagaimana federasi nasional membangun kekuatan tim mereka.

Baca juga: Presiden FIFA: Sepak Bola Harus Menjadi Tempat yang Menjunjung Rasa Aman dan Menghormati Sesama

The Guardian menyebut Indonesia menjadi contoh bagaimana pemain keturunan Belanda yang kurang terpantau di Eropa justru berkembang pesat ketika membela tanah leluhur.

Banyak di antaranya memiliki darah Indonesia dari kakek atau nenek, sehingga proses naturalisasi berjalan legal dan mulus.

Kehadiran bintang keturunan seperti Kevin Diks, Jay Idzes, hingga Thom Haye, dinilai berkontribusi besar terhadap performa Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Bahkan Timnas Indonesia
nyaris lolos ke Piala Dunia sebelum terhenti di putaran keempat.

The Guardian pun menyebut Indonesia saat ini tumbuh sebagai tim terkuat di Asia Tenggara. Atas perkembangan pesat tersebut dinilai berdampak langsung pada negara tetangga, salah satunya Malaysia, yang dianggap mulai mengubah cara pandang mereka setelah melihat hasil yang dicapai Indonesia.

“Indonesia telah menjadi tim nasional terkuat di Asia Tenggara, dan perkembangan pesat mereka tak dapat disangkal turut membentuk pola pikir Malaysia,” tulis John Duerden dalam artikel The Guardian, Minggu 16 November 2025.

Baca juga: Ferry Paulus: Bobotoh Biang Kerok Kericuhan di Selangor!

Namun media Inggris tersebut menyayangkan upaya Malaysia meniru strategi Indonesia, yang tidak berjalan sesuai harapannya.

Proses naturalisasi pemain Malaysia asal Brasil, Argentina, Spanyol, hingga Belanda yang diklaim memiliki darah Malaysia berakhir menjadi kebohongan dan berujung menjadi sanksi FIFA.

FIFA menduga sejumlah dokumen pemain yang dinaturalisasi Malaysia tidak valid. Para pemain tersebut akhirnya dilarang membela Timnas Malaysia. Selain itu, FAM (Asosiasi Sepak Bola Malaysia) harus menerima hukuman denda besar sebagai konsekuensi pelanggaran tersebut.

Namun FAM tidak begitu saja mau menerima tudingan dari FIFA, dan membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Kegagalan upaya Malaysia ini, menurut The Guardian, semakin memperlihatkan perbedaan besar antara keberhasilan Indonesia dan kegagalan federasi Malaysia dalam mengelola naturalisasi pemain.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *