Wali Kota Bandung Serahkan Kasus Penghinaan Suku Sunda ke Proses Hukum

SERBA BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyerahkan kasus penghinaan terhadap suku Sunda ke proses hukum.
Hal itu dikatakan Farhan, menanggapi viralnya video penghinaan terhadap bobotoh Vicking dan suku Sunda di media sosial oleh pemilik akun Resbob belakangan ini.
Farha menyebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung penuh penegakan hukum dan meminta masyarakat untuk tidak terpancing provokasi.
Kasus penghinaan tersebut, menurut Farhan telah menjadi perhatian publik dan menyerahkan kepada penegakan hukum sesuai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
“Kita serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Masyarakat tidak perlu mengambil tindakan sendiri,” kata Farhan dikutip dari akun resmi Humas Kota Bandung, Jumat, 12 Desember 2025.
Ia mengimbau, warga tidak boleh membalas dengan tindakan serupa maupun komentar yang dapat memperkeruh suasana.
Menurutnya, menjaga martabat bukan dengan kemarahan, tetapi dengan kedewasaan dalam bersikap.
Baca juga: Kereta Api Wisata Jaka Lalana dan Kereta Api Kilat Pajajaran Siap Diluncurkan!
“Orang Sunda punya karakter sopan, dan berbudaya. Jangan sampai kita ikut melakukan penghinaan. Tetap tenang, jangan terprovokasi,” tegasnya.
Viking pun tidak tinggal diam pihaknya telah membawa kasus ini ke jalur hukum. Pelaporan dilakukan langsung oleh kuasa hukum Viking, Ferdy Rizki Adilya ke Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Barat.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan membenarkan kabar ini, dan telah ditindaklanjuti oleh penyidik Ditreskrimsus Siber.
“Iya, laporan sudah kami terima, kami juga sudah melakukan profiling terhadap akun pelaku hate speech yang menyerang Viking dan warga Jawa Barat,” kata Hendra.
Pernyataan YouTuber Adimas Firdaus atau Resbob ini, memicu kemarahan banyak pihak, terutama masyarakat yang berasal dari tanah Pasundan.
Ucapannya dinilai merendahkan martabat orang Sunda karena menyamakan mereka dengan binatang. Salah satu tokoh yang ikut bereaksi keras adalah komedian terkenal, Sutisna atau Sule.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung Jadi Tersangka, Farhan Buka Suara
Ayah dari vokalis Rizky Febian ini, secara terang-terangan menunjukkan kekesalan atas pernyataan Resbob.
Dalam sebuah video yang beredar, Sule secara terang-terangan menunjukkan kekesalan atas pernyataan Resbob, yang ia nilai sudah sangat keterlaluan dan berbau rasis.
“Sekarang lagi ramai, siapa sih Resbob Resbob itu? Kalau menurut aku dia mungkin lagi mabuk rese, tol*l,” kata Sule.
“Kalau masalah rasis nih ya guys dengerin. Anjing itu najis air liurnya, tapi anjing masih setia dan dia masih punya etika. Tapi mulutmu lebih najis daripada anjing,” ujarnya dengan nada kesal.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan mengatakan penghinaan terhadap suku Sunda termasuk melanggar SARA. Ia mendesak kepolisian segera bertindak.
“Ini sudah SARA. Saya ingin kepolisian segera menangkapnya. Ini berpotensi memecah belah kesatuan bangsa. Proses hukum agar jera, sehingga tidak ada lagi yang menghina suku mana pun,” kata Erwan, Jumat 12 Desember 2025.
Baca juga: Pedagang Cuanki Jalan Diponegoro akan Ditertibkan Pemkot Bandung
Erwan mengaku tersinggung dan marah atas ucapan yang dilontarkan Adimas. Namun ia mengimbau agar kemarahan masyarakat tidak diarahkan kepada suku tertentu.
“Saya yang terlahir dari suku Sunda sangat terhina dan marah. Tapi kita nggak boleh dendam ke sukunya,” tandasnya.
Setelah insiden tersebut menjadi bola panas, Resbob pun muncul ke publik untuk memberikan klarifikasi resmi pada Kamis 12 Desember 2025.
Dalam video tersebut, Resbob menjelaskan alasan di balik pernyataannya yang telah memicu kemarahan banyak orang ini.
“Saya merasa berkewajiban untuk menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf terkait ucapan saya saat streaming di Surabaya sewaktu tiga hari lalu,” kata Resbob.
Ia mengaku sangat terkejut dan merasa aneh dengan kata-kata yang ia lontarkan, karena sejak kecil dirinya diasuh oleh ibu sambung yang berasal dari Tasikmalaya, sehingga mustahil baginya memiliki kebencian terhadap warga Sunda.
Baca juga: Bupati Aceh Selatan Mengakui Berangkat Umroh tanpa Kantongi Ijin dari Mendagri
“Hal itu mustahil dan tidak masuk akal bagi saya mengucapkan itu, apalagi terkait dengan suku Sunda,” kata Resbob berdalih.
“Ketidak percayaan ini didasari saya memang lahir dari rahim seorang ibu suku Padang, namun saya dididik sejak kecil umur dua tahun, dibesarkan dengan ibu sambung yang seorang berdarah Sunda, tepatnya orang Tasikmalaya,” terangnya.
“Selain itu saya juga dibimbing oleh kiai dan tokoh besar Sunda orang Majalengka, yaitu Prof Asep Saifuddin Chalim,” ujar Resbob.
“Saya sejak kecil hingga berumur 25 tahun saat ini belum pernah sedikit pun mempunya masalah atau perselisihan dengan orang Sunda, dan tidak ada sedikit pun kebencian terhadap seluruh orang Sunda,” pungkasnya.***
