JALAN Dalem Kaum adalah salah satu kawasan favorit di Kota Bandung. Apalagi saat 1980-1990-an sebelum banyak kawasan menjadi pusat bisnis. Jalan Dalem Kaum menjadi tempat belanja bagi warga kota ini.
Pada 1980-an kawasan ini benar-benar mengasyikkan. Jalan kaki di sini, mulai dari Masjid Agung (Masjid Raya Bandung sekarang) hingga ke Jalan Oto Iskandardinata tidak sepolusi sekaramg. Jalan pun bisa di trotoar yang memang untuk pejalan kaki.
Jalan Dalem Kaum pada awal 1990-an tidak sekrodit ketika kendaraan di kota ini jumlahnya tidak terkontrol seperti sekarang. Saat itu tidak sesulit sekarang untuk mencari tempat parkir. Pedagang kaki lima (PKL) saat itu juga sudah ada tapi tidak sebanyak seperti sekaramg.
Pada era itu pun di Jalan Dalem Kaum sudah ada Departement Store seperti Ramayana, Robinson, Kings, MM Fashion, dan Matahari. Tempat-tempat itu menjadi favorit karena tidak ada pilihan lagi.
Memasuki pertengahan 1990-an ketika fenomena Cimol mulai merebak jalan ini pun kecipratan akibatnya. PKL di Jalan Dalem Kaum semakin tak terkontrol. Bahkan ketika krisis ekonomi melanda negara ini Jalan Dalem Kaum benar-benar berubah menjadi pasar, tempat PKL berdagang. Kenyamanan berjalan di sini seperti sulit diperoleh lagi.
Penertiban terus dilakukan tapi tidak seratus persen berhasil. Kabar kejar-kejatan PKL dengan Tibum (sekarang Satp PP) sering terdengar.
Jalan Dalem Kaum Tiba-tiba Berubah
Pada April 2015 jalan ini tiba-tiba berubah. Jalan itu sudan tak beraspal lagi. Sekarang paving block berwarna menghiasi kawasan tersebut. Malam pun jalan ini terang benderang karena lampu penerangan jalan umum (PJU) menyoroti kawasan ini.
Di jalan ini juga sekarang tidak terlihat banyak PKL yang menjajakan dagangannya. Mobil dan motor tidak boleh lewat ke jalan itu lagi. Jalan itu kini khusus untuk pejalan kaki alias pedesterian.
Nama Dalem Kaum berasal dari panggilan pendiri Kota Bandung yang dikenal dengan gelar Raden Adipati Wiranatakusumah II. Dia sering disebut dengan nama Dalem Kaum. Dalem Kaum disematkan pada Wiranatakusumah karena jenazahnya dimakamkan di daerah Kauman, sekitar masjid yang penduduknya beragama Islam. *
Pingback: Dunkin Donuts, Gerainya Tersebar Hingga Pelosok Bandung | Serba Bandung