SELAIN di Jalan Stasiun Timur, persis di depa pintu Stasiun Lama, monumen Lokomotif Uap juga berdiri di depan Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Jalan Kebon Jukut. Tak jauh dari viaduk Jalan Perintis Kemerdekaan. Monumen Lokomotif di Depan Kantor PT KAI itu diresmikan bertepatan dengan hari ulang tahun kereta api pada 28 September 2009 oleh Komisaris Utama PT KAI Budhi Mulyawan dan Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan. Jonan sekarang menjadi Menteri Perhubungan.
Jenis lokomotif di sini berbeda dengan lokomotif di depan stasiun. Yang di sini memiliki nomor seri TD.10.02, sedangkan yang di Stasiun Lama memiliki nomor seri TC.10.08. Namun selintas seperti serupa. Terutama dari segi warna yang hitam bervariasi merah, dan kuning emas.
Pabrikan yang membuatnya juga berbeda. TD.10.02 merupakan buatan pabrikan dari Belanda, Werkspoor. Sedangkan lokomotif yang di Stasiun Lama buatan Jerman dari pabrik Hartmann. Keduanya melewati jalur yang sama rel yang menggunakan gauge (lebar) 600 milimeter (mm).
Jalur-jalur tersebut adalah rel rute Cilamaya – Cikampek sepanjang 28 km, selesai dibangun pada 1909; rute Cikampek – Wadas sepanjang 16 km, selesai dibangun pada 1912; rute Karawang – Rengasdenglok sepanjang 21 km, selesai dibangun pada 1919; dan rute Karawang – Wadas sepanjang 15 km, selesai dibangun pada 1920.
Perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) mendatangkan 3 unit lokomotif tesebut pada 1926. Lokomotif ini digunakan untuk menarik kereta campuran yang terdiri dari kereta penumpang dan gerbong barang.
Lokomotif dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam. Lokomotof ini berbahan bakar kayu jati dan menggunakan sistem superheater, yakni sistem pembakaran dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi dari kubah menuju ke silinder.
TD.10 berhenti beroperasi berbarangan dengan ditutupnya rel gauge 600 mm pada 1972–1973. Dari tiga unit TD.10 hanya satu yang tersisa yakni TD10 02 yang sekarang nangkring dekat viaduk Jalan Perisntis Kemerdakaan.
Lokomotif ini sempat dipindah dari dipo lokomotif Karawang ke dipo lokomotif Tanah Abang dan difungsikan sebagai pompa air. Pada 5 September 2009, TD10 02 kembali dipindah dari dipo lokomotif Tanah Abang ke kantor pusat PT KAI di Bandung untuk dijadikan monumen. *
Sumber: http://heritage.kereta-api.co.id/?p=1429