Impor Beras Bukan Kewenangan Satu Menteri, Melainkan Hasil Ratas dan Diputuskan Presiden

SERBA BANDUNG – Langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyegel gudang beras impor ilegal asal Thailand sudah tepat.

Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Umum Wilayah Sumatera I Kadin Indonesia, Ivan Batubara
kepada media, Rabu 26 November 2025 merespons temuan 250 ton beras impor illegal di Sabang, Aceh.

Sebab, menurut Ivan impor beras sepenuhnya berada di bawah kewenangan Presiden Prabowo Subianto yang diputuskan melalui Rapat Terbatas (Ratas).

“Beras adalah komoditas strategis yang diatur ketat secara nasional sehingga tetap memerlukan izin pusat. Kadin dapat memahami tindakan pemerintah menyegel 250 ton beras impor dari Thailand,” kata Ivan.

Pernyataan tersebut merespons temuan 250 ton beras impor illegal di Sabang, Aceh, yang diungkap Mentan Amran pada Minggu 23 November 2025 lalu.

Baca juga: Menhan: Ada Bandara di Indonesia yang Tidak Memiliki Perangkat Negara Sama Sekali

Ivan menjelaskan bahwa impor beras merupakan keputusan Presiden yang diambil setelah mendengar masukan dari para menteri dan pimpinan lembaga terkait.

Ia menyebut masukan tersebut meliputi Menko Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, Menko Perekonomian, Badan Pusat Statistik (BPS) terkait data inflasi, serta Bulog untuk memastikan kecukupan stok.

“Impor beras bukan kewenangan satu menteri, melainkan hasil Ratas dan diputuskan Presiden. Dalam Ratas, Presiden memutuskan apakah impor boleh dilakukan, berapa volume, kapan waktu masuk, dan siapa pihak yang ditugaskan. Setelah itu, Menko Perekonomian menerbitkan SK impor. Selama ini, pihak yang ditugaskan umumnya adalah Bulog,” jelasnya.

Ivan menambahkan bahwa kebijakan impor beras sangat sensitif secara politik karena berkaitan erat dengan inflasi, kesejahteraan petani, cadangan beras pemerintah (CBP), dan ketahanan pangan nasional. Apalagi, saat ini produksi dan stok beras pemerintah dalam posisi kuat. 

Mengacu data BPS, produksi beras nasional periode Januari–November 2025 mencapai 33,19 juta ton dan diperkirakan mencapai 34,77 juta ton hingga akhir tahun. Dengan konsumsi nasional sekitar 30,97 juta ton, Indonesia diproyeksikan mengalami surplus beras sebesar 3,8 juta ton tahun ini.

Baca juga: Prabowo akan Mengejar Maling-Maling Koruptor Semua, Supaya Anak-Anak Menjadi Pintar-Pintar!

Dalam kesempatan berbeda, Mentan Amran menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tidak melakukan impor beras.

Hal ini merupakan upaya agar Indonesia berdaulat pangan, memaksimalkan produksi dalam negeri, serta mempertahankan gairah petani Indonesia yang semangat dalam bertani berkat kebijakan strategis pemerintah.

“Bapak Presiden Prabowo sudah menyampaikan bahwa tidak boleh impor karena stok kita banyak,” kata Amran, dilansir dari laman Kementan.

Amran menyebut bahwa hal Ini merupakan kehormatan bangsa kalau kita bisa berdaulat pangan. Ia menegaskan menjaga kesejahteraan petani adalah tanggung jawab kita semua.

“Karena kalau mereka ada demotivasi bisa jadi produksi turun lagi. Kalau mereka tidak percaya kita, itu bisa berdampak besar terhadap negara. Sekali lagi ini kita harus jaga,” tegasnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *