Farhan Ingin Undang TomTom Traffic Index yang Nobatkan Bandung Sebagai Kota Termacet di Indonesia

SERBA BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan ingin undang TomTom Traffic Index yang hasil surveinya menempatkan Kota Bandung Sebagai Kota Termacet di Indonesia.

“Saya sangat ingin mengundang mereka ke Bandung untuk memaparkan hasil surveinya,” ujar Farhan di TVRI Jawa Barat Jalan Cibaduyut, Selasa 8 Juli 2025.

Farhan mengaku baru pertama kali mendengar nama lembaga survei tersebut, namun menyambut positif keberadaan dan data yang disampaikan.

Sebelumnya, Kota Bandung di nobatkan sebagai kota termacet di Indonesia oleh lembaga survei TomTom Traffic Index 2024. Kota ini menempati peringkat ke-12 dunia, mengungguli Jakarta yang kini berada di posisi ke-90.

Baca juga: Farhan Usulkan Angkot Cerdas yang Terintegrasi dengan Sistem Berbasis Teknologi IoT

Riset TomTom, yang menganalisis 500 kota di 62 negara, mencatat bahwa warga Bandung menghabiskan rata-rata 32 menit 37 detik untuk menempuh jarak 10 kilometer, atau setara dengan 108 jam per tahun akibat kemacetan.

Farhan mengakui kemacetan menjadi masalah serius yang harus ditangani dengan pendekatan berbasis data.

Ia mengaku hingga saat ini Pemkot Bandung masih mencoba melacak siapa pengelola lembaga survei tersebut.

“Sampai sekarang saya belum ketemu siapa pengelola TomTom ini. Tapi kalau ada, saya ingin undang mereka untuk presentasi data yang mereka miliki. Kalau itu bisa jadi biodata mobilitas, akan sangat berguna untuk pendataan dan pengambilan kebijakan,” kata Farhan.

Lebih lanjut Farhan mengungkapkan bahwa kemacetan paling parah terjadi di Jalan Soekarno Hatta, yang menjadi pintu masuk dari arah barat, selatan, dan timur Bandung.

“Macetnya dari pukul 6 pagi sampai pukul 10, lalu mulai lagi dari pukul 4 sore sampai pukul 8 malam. Ini sudah jadi rutinitas,” ujarnya.

Baca juga: BPS: Pariwisata Kota Bandung Kembali Bergairah, Inflasi Terkendali

Selain itu, Farhan juga mencatat adanya pola kemacetan yang berbeda di tiga titik lainnya, yaitu di Jalan Ir. H. Juanda, Sukajadi, dan Setiabudi. Ketiga jalur ke arah utara Bandung ini, menurutnya, hanya mengalami kepadatan dari pukul 16.00-20.00, tanpa kemacetan berarti di pagi hari.

“Ini menarik. Ada perilaku mobilitas warga Bandung yang khas. Tapi datanya belum lengkap, jadi kita masih banyak asumsi,” jelasnya.

Menurutnya, Kota Bandung harus terbuka terhadap kerja sama teknologi berbasis data demi meningkatkan kualitas hidup warganya.

“Sudah saatnya Kota Bandung terbuka terhadap berbagai macam bentuk kerja sama, khususnya dalam platform teknologi digital salah satunya untuk mengatasi kemacetan,” pungkasnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *