BPS: Pariwisata Kota Bandung Kembali Bergairah, Inflasi Terkendali

SERBA BANDUNG – BPS Kota Bandung melaporkan, bahwa pariwisata Kota Bandung kembali bergairah, bahkan hunian hotel melebihi rata-rata nasional.

Menurut pengumuman BPS Kota Bandung Selasa 1 Juli 2025, Sektor pariwisata Kota Bandung menunjukkan tren pemulihan yang menggembirakan.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada Mei 2025 mencapai 53,03 persen, meningkat 1,38 poin dibandingkan April 2025. Angka ini jauh di atas rata-rata TPK Provinsi Jawa Barat (37,59%) maupun nasional (37,06%).

Hotel berbintang mencatatkan TPK 56,91 persen, sedangkan hotel nonbintang tetap kompetitif di angka 38,60 persen.

Peningkatan ini tak lepas dari berbagai agenda dan festival besar yang digelar selama Mei 2025, antara lain Bandung Kota Angklung, Bandung Color Run, Indonesia Tourism & Trade Investment Expo, Be On Fest, Bazar UMKM Jabar, Bandung Lautan VW, hingga Tau-Tau Festival.

Baca juga: Farhan akan Kirim Tim Khusus untuk Memantau Penerimaan Siswa Baru!

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi bulanan dengan andil 0,19 persen./Humas Kota Bandung.

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) juga menunjukkan tren naik. Untuk hotel berbintang, RLMT total mencapai 1,43 malam, sedangkan hotel nonbintang mencatat 1,28 malam, mencerminkan peningkatan minat wisatawan yang tinggal lebih lama di Kota Bandung.

Secara umum BPS melaporkan bahwa Kota Bandung mencatatkan capaian positif dalam tiga indikator utama pembangunan ekonomi yaitu inflasi yang terkendali, geliat sektor pariwisata yang meningkat, serta pertumbuhan ekonomi yang tetap tumbuh stabil.

Pada Juni 2025, Kota Bandung mencatat laju iinflasi bulanan (month-to-month) sebesar 0,27 persen, sama dengan rata-rata Provinsi Jawa Barat, dan sedikit lebih tinggi dibanding nasional yang berada di angka 0,19 persen.

Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year) tercatat sebesar 1,46 persen, lebih rendah dari Jawa Barat (1,78%) maupun nasional (1,87%), dan inflasi year-to-date sebesar 0,93 persen, menjadikan Kota Bandung sebagai wilayah dengan inflasi terendah kedua di Jawa Barat.

Baca juga: Wali Kota Bandung akan Tanya Pusat Kaitan Penyelesaian Proyek Jembatan Layang Nurtanio

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi bulanan dengan andil 0,19 persen, dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Sedangkan untuk inflasi tahunan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya emas perhiasan, memberi andil terbesar sebesar 0,53 persen.

“Inflasi tetap dalam batas aman dan terkendali, menunjukkan efektivitas pengendalian harga dan distribusi barang kebutuhan pokok di Kota Bandung,” tulis BPS Kota Bandung dalam laporannya. Dilansir dari laman Humas Kota Bandung.

Sedangkan, dari sisi pertumbuhan ekonomi, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung pada Triwulan I-2025 mencatat pertumbuhan 4,80 persen (year-on-year).

Meski sedikit mengalami kontraksi -0,11 persen secara kuartalan (q-to-q) akibat pola musiman, Kota Bandung tetap menunjukkan kinerja yang solid di kawasan Bandung Raya, menempati posisi ketiga tertinggi setelah Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung Barat.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *