Oknum Kusir Delman di Kota Bandung Getok Wisatawan Rp600000

SERBA BANDUNG – Beredar kabar di media sosial, sejumlah wisatawan yang digetok oleh kusir delman yang sebesar Rp600.000. Awalnya sang kusir meminta Rp150.000 per keluarga, setelah berkeliling ternyata diminta Rp600.000. Pengalaman kurang mengenakan wisatawan tersebut menjadi perhatian publik.
Beberapa netizen menanggapi unggahan tersebut, salah satunya menukuskab bahwa Rp600.000 sama dengan harga sewa mobil seharian untuk mobil tertentu.
“600 rebu bisa buat sewa Av*nz* seharian,” tulis akun @nununugraha1976 di media sosial Instagram.
Ada juga yang mengeluhkan pengalamannya ketika keponakannya naik kuda di Taman Lansia ditaruf Rp50.000 satu putaran tamam.
Baca juga: Wali Kota Bandung: Segala Bentuk Premanisme akan Ditindak Tegas!
“Keponakan aku punya pengalaman yang kurang mengenakan pada liburan kemaren menunggang kuda di Taman Lansia diTarif 50 rb satu putaran taman,” tulis @sidik_adi.
Ditimpali oleh akun @inoy2414, “Yang kena jadi semua kan, padahal pas kemaren ke Alun-alun juga tarifnya normal kok, satu delaman tuh jarak dekat 50rb jarak jauh 100rb per delman yang bisa muat 4 sampe 5 orang…hadeuuhh matiin rejeki orang lain sama jelekin nama bandung aja,” ujarnya.
Dikutip dari caption poto @infobandung, menanggapi hal tersebut Wali Kota Bandung M. Farhan menyatakan akan merazia dan menertibkan delman yang beroperasi sembarangan.
Selain soal tarif, delman juga dinilai mengganggu kebersihan dan estetika kota karena kuda sering buang kotoran sembarangan. Farhan meminta maaf jika penertiban terlihat kerasl, tapi menurutnya hal ini perlu demi kenyamanan bersama.
Baca juga: Kembali Viral Sebuah Video Tumpukan Sampah di Pasar Induk Caringin!
Menyikapi permasalahan tersebut, Farhan akan meninjau lagi peraturan terkait operasional delman di Kota Bandung.
“Intinya kita juga harus menjaga keteraturan. Saya akan lihat lagi peraturan resminya. Tapi saya juga manusia biasa, saya juga punya perasaan. Alangkah kejamnya kalau seorang wali kota langsung berkata, ‘ini orang tidak boleh masuk kota’, nanti saya dianggap tidak manusiawi,” terangnya.
“Jadi kita harus sesuaikan. Lihat peraturan dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Yang paling penting, penegakan ketertiban umum tetap harus dijalankan,” ujarnya.***