JALAN layang Pasupati adalah jalan layang terpanjang di Kota Bandung. Panjangnya mencapai 2,8 km dan lebarnya 30-60 m. Jalan ini menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung.
Jalan itu membelah mulai dari Jalan Surapati hingga Jalan Pasteur, membelah Jalan Ir H Djuanda (Dago), kemudian Jalan Tamansari. Selanjutnya Jalan Cihampelas, Cipaganti, kemudian Jalan Pasteur.
Jalan layang ini istimewa karena jalan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi tahan gempa. Perangkatnya yang bernama lock up device (LUD) dibuat di Prancis. Semuanya berjumlah 76 buah.
Jembatan ini dilengkapi dengan jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung. Jembatan ini sekarang menjadi ikon kota Bandung. Banyak warga Bandung yang memanfaatkan gambar jembatan ini untuk berbagai keperluan, seperti untuk promosi produk.
Cable stayed adalah jembatan tanpa kaki. Di wikipedia disebutkan kekuatan jembatan itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah timur.
Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang di sebelah barat dibuat berpasangan
Di laman wika.co.id disebutkan jembatan ini menggunakan struktur box girder dan single box dengan lebar 21,5 meter dan ketinggian 2,5 meter. Box girder segmental memiliki berat mencapai 150 ton.
Pembangunan jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, pada 26 Juni 2005 uji coba pertama dilakukan.
Sekarang, terutama di Jalan Tamansari, di kolong Pasupati ditata oleh Pemerintah Kota, hasilnya ada beberapa taman, seperti Taman Film, Taman Jomblo, dan Taman Sakteboard yang bisa dinikmati oleh masyarakat. *
Sumber: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Pasupati