Presiden Prabowo Bantah Isu Presiden Boneka!

SERBA BANDUNG – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto membantah isu bahwa dirinya Presiden boneka, yang dikendalikan oleh Jokowi.
“Seolah-olah Pak Jokowi tiap malam telepon saya. Saya katakan itu tidak benar, bahwa kita konsultasi minta pendapat dan saran itu iya,” kata Prabowo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (05/05/2025), dilansir dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.
“Beliau (Jokowi) 10 tahun berkuasa, saya menghadap beliau gak masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak masalah,” ujarnya.
“Minta pandangan dan saran, Pak Jokowi berhasil 10 tahun orang suka tidak suka. Masalah ijazah dipersoalkan, nanti ijazah saya ditanya-tanya iya,” ucapnya menambahkan.
Selain itu, Presiden menekankan bahwa enam bulan pertama masa pemerintahannya telah menghasilkan capaian-capaian yang signifikan dan fundamental untuk memperkuat landasan kebangkitan bangsa.
Ia menyebutkan, hingga saat ini pemerintah telah menghasilkan 28 kebijakan baru yang berhubungan langsung dengan hajat hidup rakyat, disertai lebih dari 100 hingga hampir 200 produk hukum.
Baca juga: Pemerintah akan Terus Berusaha Turunkan Biaya Haji Agar Lebih Terjangkau Masyarakat
“Kalau kita lihat secara objektif, saya mau katakan bahwa dalam enam bulan kita memerintah, kita telah mencapai hal-hal yang cukup berarti, hal-hal yang bersifat fundamental, memperkuat landasan kebangkitan kita sebagai bangsa,” tegasnya.
Namun demikian, Presiden mengingatkan pentingnya evaluasi yang objektif agar pemerintahan tidak terjebak dalam sikap merasa puas diri. Ia menganalogikan pentingnya akurasi dalam pemerintahan layaknya pendulum atau azimut kompas: sedikit deviasi di awal dapat menyebabkan penyimpangan besar di kemudian hari.
“Kalau kita deviasi, yang saya katakan di awal penyimpangannya sedikit, di ujungnya penyimpangan yang besar,” ucap Presiden.
Ia juga menyoroti pentingnya menjadikan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai acuan utama dalam mengelola pemerintahan. Menurutnya, rancang bangun UUD 1945 yang dibuat oleh para pendiri bangsa adalah hasil dari pengalaman penjajahan dan penindasan.
Kunjungan Resmi Hunsen di Istana Merdeka
Pada kesempatan itu, Presiden menceritakan pertemuannya dengan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Yang Mulia Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen dalam rangkaian kunjungan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini. Presiden Senat Hun Sen menyampaikan apresiasi langsung terhadap pencapaian Indonesia dalam produksi beras.
Baca juga: Pemkot Singkawang Kirim Remaja Balap Liar ke Barak Militer
“Selamat sukses produksi Saudara, luar biasa. Kemudian kebijakan-kebijakan yang Saudara ambil menjadi perhatian,” ujar Presiden Prabowo meniru ucapan Presiden Senat Hun Sen.
Hal pertama yang disampaikan Presiden Senat Hun Sen, menurut Prabowo, adalah prestasi Indonesia yang luar biasa. Mantan Perdana Menteri yang pernah menjabat selama 38 tahun itu menyampaikan perhatiannya bahwa produksi beras Indonesia sangat naik dan berlimpah. Keberhasilan tersebut bahkan berdampak langsung secara regional.
Presiden menyampaikan bahwa Kamboja yang biasanya mengekspor beras ke Indonesia, kini harus mencari pasar baru karena Indonesia tidak lagi mengimpor.
Baca juga: Provinsi Lampung Lakukan Pemutihan Pajak Kendaraan, Cek Persyaratannya di Sini!
“Biasanya Indonesia beli beras dari kita. Tapi tahun ini, Kamboja harus cari pasar baru, karena Indonesia tidak akan impor,” ujar Presiden Prabowo meniru kembali ucapan Presiden Senat Hun Sen.
Kepala Negara juga menyampaikan bahwa kebijakan pangan nasional telah menunjukkan hasil konkret yang diakui di tingkat internasional.
Presiden menegaskan bahwa pujian dari pemimpin luar negeri mencerminkan keberhasilan nyata dari kebijakan pemerintah.
Menurutnya, ini adalah hasil dari kerja keras dan sinergi lintas sektor di dalam negeri yang mendapat pengakuan dunia.***