Lagi Viral! Lembur Katumburi Rumah-Rumah Dicat Ulang dengan Total 504 Galon!

SERBA BANDUNG – Viral di sebuah sudut sederhana RW 12 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, masyarakat setempat menyulap kampungnya menjadi Lembur Katumbiri, kawasan wisata tematik berbasis budaya lokal yang diresmikan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan pada Selasa.
Namun bagi warga, peresmian ini bukan hanya seremoni atau acara formal belaka. Menjadi momen bersejarah, buah dari perjalanan panjang penuh kolaborasi dan semangat kolektif. Warga dari berbagai usia, komunitas lokal dan para seniman turun tangan langsung.
Rumah-rumah dicat ulang dengan total 504 galon cat, melibatkan lebih dari 150 pekerja lapangan. Warna-warna cerah di dinding bukan sekadar estetika, melainkan simbol transformasi dan harapan baru.
Baca juga: Bupati Bandung Barat: Objek Wisata Berpengaruh Besar Dalam Meningkatkan PAD
“Lembur Katumburi ini, dulunya Kampung Pelangi. Karena catnya sudah pudar, sekarang dicat lagi sama Pemkot Bandung dan namanya diganti. Sekarang sudah berjalan dua minggu,” kata Ketua RT 10, Rasimun.
Ia menjelaskan, di RT 10 sendiri total ada 135 KK atau 335 jiwa. Sehingga cukup banyak rumah warga yang dihiasi dengan mural tersebut dan selama ini warga pun mendukung karena bisa meningkatkan perekonomian mereka.
“Untuk perekonomian, kami berharap semoga ada peningkatan. Kalau untuk saat ini karena ini masih baru belum kelihatan. Mudah-mudahan nanti ada para pedagang warung dan UMKM yang muncul di sini,” ucapnya.
Nama “Lembur Katumbiri” pun muncul dari usulan warga. Kata “Katumbiri” yang dalam bahasa Sunda berarti pelangi, dipilih bukan hanya karena warna. Tapi karena maknanya yang kultural dan mendalam.
Bagi warga, pelangi adalah simbol keberagaman yang bersatu dalam harmoni sesuatu yang sangat mencerminkan semangat gotong royong mereka selama proses revitalisasi.
Baca juga: Farhan Mengimbau Para Orang Tua untuk Memahami Seluruh Mekanisme SPMB dengan Cermat!
Wali Kota Bandung Farhan mengatakan, bahwa Lembur Katumbiri adalah bukti pembangunan tak lagi sekadar soal jalan dan bangunan. Tapi juga tentang seni, budaya dan kebersamaan.
Ia menyampaikan apresiasi, atas keterlibatan Dinas Pemkot Bandung, seniman dan komunitas lokal yang menjadikan kawasan ini lebih dari sekadar proyek pembangunan. “Bandung sekarang sedang fokus membangun sektor pariwisata. Dan ini bukan hanya kerja Dinas Pariwisata. DSDABM, bahkan komunitas seniman ikut terlibat. Mural menjadi media narasi yang kuat,” kata Farhan.
Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi menyampaikan, meski revitalisasi sempat terkendala anggaran. Semangat warga tak pernah padam.
“Kita mulai dari luar karena bagian dalam sempat tertunda. Tapi ternyata, hasilnya sudah viral sebelum diresmikan,” kata Didi Ruswandi.
Kini, Lembur Katumbiri tak hanya menyajikan visual mural yang menawan. Kawasan ini telah berkembang menjadi ruang hidup yang menyatu dengan alam dan budaya.***