Perubahan Statuta PSSI, Berikan Peran Lebih besar Kepada Asprov, Askot dan Askab

SERBA BANDUNG – Perubahan Statuta 2019 menjadi Statuta 2025, akan memberikan peran yang lebih besar kepada daerah, yakni kepada Asosiasi Provinsi PSSI (Asprov), Asosiasi Kota (Askot) dan Asosiasi Kabupaten (Askab).
Asprov, Askot dan Askab yang merupakan perpanjangan tangan PSSI akan diberi peran lebih besar, untuk membangun sepakbola nasional secara merata di nusantara.
“Yang terpenting dalam perubahan statuta itu bahwa peran sepak bola nasional sekarang tidak hanya bergantung hanya di nasional itu sendiri, tetapi kita berharap justru sekarang ujung tombaknya ke daerah-daerah,” kata Erick Thohir, dalam Kongres Biasa PSSI 2025 yang berlangsung Rabu lalu, di Jakarta.
Sehingga peran Asprov dalam statuta baru ini sangat kuat, lanjut Erick, ketua Asprov PSSI tetap pemilihan terbuka. Lalu untuk membangun infrastrukturnya, pimpinan Asprov PSSI akan menunjuk yang namanya ketua Askot dan Askab PSSI.
“Selama ini ketika kita membangun sepak bola di daerah-daerah, sulit sekali koordinasi antara Asprov dan juga Kota. Dengan sekarang bersinergi seperti ini, ketika bicara nantinya liga 4, itu akan di kota-kota selama 4 bulan. Lalu nanti juaranya liga 4 akan naik ke provinsi, itu kita putar ke liga 3. artinya ada kesinambungan dan fleksibilitas,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia Dipastikan Lolos ke Putaran Ke-4, Tim Mana Saja Calon Lawan Timnas? Cek di Sini Ulasannya!
“Kita ini 17.000 Kepulauan, dari ujung satu ke ujung lain 8 jam. Kalau kita stigmanya by zona terasa kaku dan sulit diatur, akhirnya jadi korban kita semua,” lanjutnya
“Dengan penunjukan Asprov, Askot dan Askab lalu ada peraturan daerah, permendagri, ada Bupati Cup, Gubernur Cup, akhirnya APBD bisa. Ini yang kita putar kembali. Tidak mungkin membangun sepak bola semua dari pusat, tidak cukup dana,” tegas Erick.
Ia mengungkapkan bahwa, dana PSSI saat ini mungkin terbesar sepanjang sejarah, tapi tetap tidak cukup, Futsal masih minta, bola pantai belum kebagian, sedangkan distribusi kesejahteraan ini harus terjadi.
Menurut Erick, fleksibilitas kesepakatan yang kemarin sulit dijalankan. formula ini yang akan coba dijalankan dua tahun ke depan. “Saya yakin sistem ini lebih merata, lebih jalan tak ada ketimpangan,” tuturnya.
Baca juga: Dasyat! Timnas Indonesia Taklukan China, Jaga Asa untuk Mencapai Babak Playoff Piala Dunia 2026
Presiden Prabowo Jadi Dewan Kehormatan PSSI
Selain itu, Kongres Biasa PSSI yang berlangsung di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan ini, juga menetapkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menjadi Dewan Kehormatan PSSI.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan bahwa presiden Prabowo menerima jabatan Dewan Kehormatan PSSI.
“Presiden Prabowo menerima sebagai dewan kehormatan. Selama ini PSSI dengan pemerintah ada pemikiran-pemikiran yang belum sinkron. Sudah saatnya harus sejalan sehingga tidak ada lagi intervensi ataupun egosektoral dari kita PSSI,” kata Erick usai Kongres Biasa PSSI.
Erick menambahkan, PSSI sebagai federasi, perlu dana pemerintah, ketika Timnas Indonesia bagus kita bilang itu karena PSSI. Kita lupa pemerintah juga menyumbang. Sekarang dengan kita jalan seiring, ada bapak Presiden, Ketum PSSI, FIFA, AFC, melakukan konsolidasi secara menyeluruh.
“Kita ini Asia, bukan Eropa, yang semua independen, disini tidak jalan. Kalau pemerintah dan PSSI jalan seiring, Insya Allah isu-isu intervensi pemerintah ini kita bisa minimalisasi. Membangun sepak bola tidak mungkin PSSI sendiri,” tandasnya.***